Sabtu, 09 Maret 2013

WHEN THE DARKNESS COME PART 4


Anyyeongg~ maaf ya hottest agak lama yang lanjutan ini.. heheh maaf juga ini partnya bukan terakhir :p
author perpanjang biar seru :p

ENJOY!!!!!!!!

“HYUNG!!” Junho berteriak kearah seseorang yang berada tak jauh kira-kira 15 meter dari jarak ia berdiri. Orang yang berada di seberang sana pun ikut melambaikan tangan. Junho berjalan menunju orang itu dan diikuti Khun yang ada di belakangnya.  Saat berjalan Khun sepertinya megetahui siapa orang yang menjemput mereka. Jarak semakin dekat dan langkah khun tiba-tiba terhenti. Ia berlari sekencang mungkin.
“hey!” teriak orang yang menjemput mereka. Seketika Junho pun menengk kearah belakang dan mengejar Khun. Sebelumnya ia telah menitipkan beban yang dibawanya ke Chansung orang yang menjemputnya. Ia menghimbau chansung untuk tetap disana menjaga barang-barangnya.
-
Junho berlari sekencang mungkin. Namun, langkahnya terhenti saat ia melihat Khun tengah berdebat dengan seseorang. Sepertinya khun menabrak orang itu saat ia berlari. Melihat Junho, Khun pun langsung berlari lebih kencang. Orang yang tadi ditabraknya pun ikut mengejar Nichkhun. Satpam yang melihatnya pun ikut mengejarnya.
Khun yang sudah semakin kelelahan memutuskan berhenti sejenak untuk menghela nafas. Kemudian ia berlari lagi sebelum Junho, Satpam dan orang-orang yang mengejarnya melihatnya.  Ia berlari sembil berfikir untuk mencari tempat aman untuk bersembunyi.
Ia pun masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi ia terkejut melihat seseorang yang sedang berdandan di depan kaca . Ia telah masuk ke kamar mandi wanita. Dengan spontan wanita itu berteriak. Nichkhun pun langsung menutup mulut wanita tersebut. Sepertinya ia mengenali siapa wanita itu. Wanita itu mulai memberontak dan bahkan wanita tersebut menggigit tangan khun karena ia ketakutan Khun akan melakukan ‘sesuatu’ terhadapnya. Khun berteriak kesakitan. Wanita itu hamper berteriak lgi. Namun khun berhasil menutup mulutnya untuk kedua kalinya. “Diamlah” khun mulai emosi dengan wanita ini. Wanita itupun mengangguk dan khun membiarkannya bicara. Wanita itu tiba-tiba saja memberi isyarat pada Nichkhun bahwa ia ingin membisikkan sesuatu kepada Khun. Khun pun merundukkan kepalanya dan wanita itu mendekatkan mulutnya ke telinga khun. Bukannya membisikkan suatu hal wanita itu malah menggigit telinga Nichkhun.“Aaaaaawww…!!” . Spontan Khun berteriak dan memegangi telinganya yang sakit karena digigit wanita tadi. Wanita itu memanfaatkan kesempatan untuk keluar.
Saat berlari keluar wanita tersebut menabrak  Junho yang kehilanga jejak khun. Badan wanita itu menindihi Junho. Mereka saling bertatapan. Junho memalingkan wajahnya dan wanita itu pun berteriak tepat di telinga Junho. Junho pun ikut berteriak karena terkejut saat wanita itu berteriak. Wanita itu segera berdiri. “HEY! Dasar Gila! Gendang telingaku hampir saja pecah! cempreng!”
Junho menarik tangan wanita yang baru saja menabraknya. Ia melotot kearah Wanita itu. Wanita itu hanya menatap Junho aneh.
“Junho?” Tanya Wanita itu kepada Junho
“kau Junho kan? Tanya orang itu sekali lagi
“siapa kau?” Tanya junho heran
“junho kan?” Tanya wanita itu
“iya. Memangnya kau siapa kenapa mengenalku?”
“kau lupa padaku ya? aku Hye Soo?” Tanya wanita itu kepada junho
“Hye? Soo? Hah? Kau yang bodoh itu ya?” junho sedikit sulit mengingat wajah orang tersebut. “kau hanya ingat hal itu ya tentangku” wanita itu mulai sedih. “Apa kau benar-benar Hye Soo?” sepertinya junho mengingatnya namun ia tidak yakin akan dugaannya. “Hmm~ kau ingat?” Tanya Wanita bernama Hyesoo itu. “Maaf~ kau banyak berubah. Dan maaf aku meninggalkanmu dulu” junho telah ingat semuanya.“Hm~ soal itu~ aku sudah memaafkanmu” wanita itu tersenyum kecil. “Aku sebenarnya masih—“ belum kalimat itu selesai junho berteriak saat melihat seseorang dibelakang punggung hyesoo. “Nickhkhun” ia langsung menarik tangan khun dan tertangkap. “Dia!!” wanita itu sedikit terkejut dan panic ingin melarikan diri. “kau kenal dia Junho?” Tanya wanita itu sedikit ketakutan. “hey. Wanita seperti apa kau? kau ingin membunuhku ya tadi? Gendang telingaku hamper pecah” Nichkhun kesal melihat wajah wanita itu lagi. “lalu kenapa kau tadi masuk ke toilet wanita? Kau itu psikopat ya?” balas hyesoo. “Dia temanku. Dia bukan orang jahat” sambung  junho.“kau darimana?” Tanya junho ke wanita itu. “aku tadi mengikuti seseorang. Namun, karena aku kebelet aku ke kamar mandi” jelas wanita itu. “dia siapa?” Tanya khun kepada junho. “dia pacarku. Namanya Hye Soo” jawab junho tanpa ragu. “iya. Itu dulu” sambung hyesoo. “tadi kenapa kau lari? Tanya junho ke khun dengan masih memegangi tangan khun khawatir dia akan lari lagi. “ceritanya panjang. Tapi, junho. bisakah kita naik taksi saja. Aku tidak mau bertemu dengan orang tadi” jelas Khun. “memangnya ada apa? “ taya junho penasaran. “akan kuceritakan nati” jawab Khun. “yasudah, hye soo, kau mau mampir ke rumahku?” Tanya junho “hm~ kapan-kapan saja ya?” jawab hyesoo
“ayolah~ aku lama tak bertemu denganmu. Aku sedikit merindukanmu”
“kau?”
“apa kau keberatan jika aku masih mencintaimu?”
“junho~ maaf”
“apa kau sudah punya pacar”
“begitulah”
“jadi begitu ya~ tapi, bukannya kita belum putus?”
“junho?”
“sudah lupakan saja”
“ikutlah sekali ini saja denganku”
“baiklah”
“Junho. kita naik taksi kan?” Tanya Khun khawatir Junho lupa
“Kalian ikutlah denganku saja. Aku bawa mobil” hye soo menawarkan tumpangannya
“Ha? Kau tidak keberatan?” Tanya junho heran
“tentu” Hyesoo tersenyum pada Junho
“sebentar” Junho menarik Khun dan membisikkan sesuatu di telinganya. Sepertiya khun mengerti dan ia mengenggukkan kepalanya. Junho mengambil uang dan pulpen. Ia memberikannya kepada Khun. Khun pun langsung menerimanya dan ia menuliskan sebuah alamat di tangannya. Khun langsung pergi.
“kemana dia? Tanya hyesoo
“dia akan naik taksi. Aku ingin kita berdua saja. Aku ingin berbicara sesuatu denganmu” junho menyoddorka tangannya seakan meminta bergandengan. Hyesoo hanya diam. Dia tersenyum lalu berjalan sendiri dengan mengabaikan tawaran junho. junho pun langsung mengikuti hyesoo dari belakang. “kau semakin cantik ya” junho mulai menggoda mantan pacar yang masih ia cintai itu. “kau juga semakin tampan”  hye soo tersenyum dan menatap junho sebentar. Tangan junho mulai mencari kesempatan menggendeng tangan Hye soo dan kali ini hye soo menerimanya. Hye soo menahan senyumnya ia sebanarnya sangat merindukan junho. cinta pertamanya. Semburat merah mulai tampak di wajah hye soo saat junho menggenggam tangannya erat. Ini seperti saat pertama kalinya mereka jadian.
“mana mobilmu?” Tanya junho
“disana” hye soo menunjuk mobil sport merah yang terparkir disana
“mobilmu baru ya?” Tanya junho tanpa melepas genggaman tangannya
“itu milik tunanganku” jawab hye soo
“kau bertunangan?” Tanya juho dengan nada sedikit meninggi
“Iya~ oppa.. aku bertunangan.. dengan Kim Min Jun” jelas hyesoo
“oh” junho pun melepas genggaman tangannya
“oppa” nada bicara hye soo melemah
“mana kuncinya? Aku yang menyetir ya?” Tanya junho
“Ini, oppa” hye soo memberikan kuncinya ke junho. dengan cepet junho membukakan  pintu untuk Hye Soo sambil berkata “Silahkan tuan putri yang cantik~”. Hye soo lagi-lagi tersenyum melihat junho. ia sangat senang melihat junho yang tidak langsung marah padanya. Sikapnya sangat dewasa. Mobil sudah berjalan beberapa kilometer.
“Junho oppa?” sapa Hye soo yang mulai heran kenapa sejak tadi junho hanya diam.
“nde?”
“apa kau benar benar massih mencintaiku?”
“iya. Sangat”
“lalu, apa aku salah jika aku mencintaimu juga?”
“Hye soo?”
“oppa. Aku masih sangat mencintaimu. Tapi, aku tak ingin menjadi wanita yang buruk dimata calon suamiku”
“Chagi~ Aku senang mendengarnya”
“Nde~ oppa akuu sangat merindukanmu. Aku sangat ingin memelukmu”
“Aku juga”
“Oppa”
“Aku takut aku dianggap selingkuh”
“kau memang wanita baik hyesoo”
“Oppa, kau mau membantuku”
“Aku? Membentumu apa?”
“Menggagalkan pernikahanku”
“Apa?”
“aku mencintaimu oppa bukan calon suamiku. Aku hanya dijodohkan. Aku ingin menikah denganmu”
“kau mau menikah denanku?”
“iya oppa. Apa oppa tidak mau?”
“Kkk~ bukannya kau menolak tapi—"

To be continued

jangan lupa COMMENT nya ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar