Minggu, 24 Maret 2013

My Winter Love part 2


hai- hai, balik lagi nihh
enjoy this part 2 ok??

Prev part 1

“Oppa sudah 5 menit, ayo bangun apa kau tak mau bangun??” Haeyoung mulai panik “oppa?” Haeyoung muai menangis “Apa mimpi oppa sangat indah?? Hingga oppa tak mau bangun?? Bisakah aku dalam mimpi oppa juga??” Haeyoung mulai hilang kendali, dan mengguncang-guncang tubuh Junho yang tak berdaya.



FLASHBACK END

Part 2



-HY’s POV-

Ingatan itu muncul kembali, dan aku mulai menitikkan air mata ku
“Haeyoung-aa... uljima, kau tak boeh nangis lagi. Junho juga sedih jika kau nangis lagi” kata  khun Oppa mencoba meghantikan tangisku
“Oppa... apa Junho sudah bahagia di sana??” kataku sambil menatap Khun oppa denga tatapan sendu
“Aku rasa tidak, karna dia melihatmu menyakiti dirimu sendiri. Aku yakin dia sangat sedih, karna kamu seperti ini” ujar Nickhun oppa yakin
“Kurasa begitu, Junho oppa maafkan aku, karna aku menjadi seperti ini, tapi aku tak bermaksud seperti ini. Mulai hari ini aku akan hidup normal, walau tak ada kau di sisi ku” kataku sambil menatap langit
“Bagus, dengan begitu Junho akan bahagia sekarang” kata Khun oppa tersenyum “Besok kau akan mulai sekolah lagi kan?” lanjut Khun oppa
Aku hanya mengangguk pertanda ‘ya’

-NK’s POV-

Akhirnya Haeyoung mau beraktivitas lagi seperti semula. Walau aku tak melihat ada senyum ceria seperti dulu. Setidaknya dia punya semangat untuk hidup lagi. Pagi ini aku berencana mengantar Haeyoung ke sekolah, karna memang hanya aku satu-satunya keluarga yang dekat dengannya saat ini.
“Haeyoung-a...” panggilku tak sabar
“Nde!! Sebentar lagi oppa!” terdengar teriakan Haeyoung dari atas, tak berapa lama setelahnya Haeyoung muncul dengan sedikit tergesa.
“Kajja” kataku sambil membuka pintu mobil untuknya
Setelah mengendarai mobil 10 menit, sampai juga di sekolah Haeyoung. Kelihatannya dia sedang melamun, dan tak sadar jika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.
“Haeyoung-aa.....” kataku sambil melambaikan tanganku di depan wajahnya
“Ahh... wae?? Kita sudah sampai??” katanya gelagapan
“Nde” kataku sambil nyengir kuda
“Ahh, gomawo oppa” katanya sambil membuka pintu mobil

-HY’s POV-

Hari pertamaku setelah hampir seminggu aku tak masuk sekolah. Tak ada yang berubah disini, semuanya masih sama seperti dulu, jelas saja hanya seminggu aku tak masuk. Apa yang akan berubah disini??
“Haeyoung-aa!!!” seru suara yang sangat aku kenali, yup Suzy sahabat dekatku “Akhirnya kau berangkat sekolah lagi” katanya sambil memelukku
“Uljima...” kataku dingin dan melepaskan pelukannya, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya. Aku masih susah untuk kembali seperti semula lagi
“Wae?? Kau masih sedih??” kata Suzy heran
Tanpa menjawab pertanyaannya aku langsung pergi meinggalkan Suzy. Aku langsung menuju kelasku. Selama perlajaran berlangsung aku tak memperhatikan guru yang mengoceh di depan, aku hanya memandang ke luar jendela. Aku masih mengingat-ingat kenangan-kenangnku bersama namja yang sangat aku cintai.
PLUUKKK...
Sebuah kertas mengenai kepalaku dan membuyarkan lamunanku. Ku ambil kertas itu, dan di dalamnya terdapat tulisan
‘bolehkah aku berkenalan dengan mu?’ begitulah tulisannya, aku hanya mengabaikan kertas itu dan menatap kosong ke papan tulis yang penuh dengan rumus-rumus.
Tanganku meraba kalung yang pernah di berika Junho padaku, ingatanku mulai bekerja lagi. Kalung yang paling aku sukai, dengan liontin berbentuk buliran salju, karna aku memang suka musim dingin dan salju.

FLASHBACK

Junho setengah berlari menghampiriku, aku hanya melambaikan tanganku padanya dan tersenyum.
“Mian.. aku terlambat” katanya terengah-engah
“Anii, aku juga baru sampai kok” kataku riang “Keundae, wae??” tanyaku penasaran
“Anii, mau kemana??” tanyanya langsung to the point
“Ke taman biasa aja ya??” ujarku dan langsung menarik tangan Junho
“Baiklah, Kajja!!!” kini gantian dia yang menarik tanganku dan kami setengah berlari, karena Junho berjalan sangat cepat
“Haeyoung-a.. sebenarnya ada suatu hadiah untuk mu” katanya sambil menerawang ke langit
“Mwo? Hadiah?? Hadiah apa Oppa??” tanyaku penasaran
“Coba kau tebak sendiri dan temukan!” tantangnya
“Huh?? Besar atau kecil??” kataku sambil terus mencari di tempat yang mungkin bisa untuk menyembunyikan sesuatu
“Cari saja, kau akan tahu sendiri nanti” katanya sambil terseyum dan membuat mata sipitnya menghilang
Tak terasa aku mencari terlalu jauh dari bawah pohon tadi
“YAA!! Kau mau kemana?? Mau kabur??” sebuah tangan menepuk bahuku
“Nde?? Kabur? Apa maksud Oppa?? Aku hanya mencari hadiahku” ujarku sambil terus mencari
“Sudahah, sekarang tutup matamu!” sahut Junho oppa dan membalikkan tubuhku yang mungil
“Mwo?? Tutup mata??” aku semakin bingung dengan Junho oppa
“Palli!” kata Junho oppa yang sebenarnya membuatku sedikit takut padanya
“Baiklah!” aku menuruti kata-katanya
“Sekarang buka matamu!” katanya beberapa saat kemudian
Aku membuka mataku dan mendapati kalung yang sangat indah tergantung di leherku
“Kyeoppta!” kataku terkejut dengan apa yang aku lihat
“Kau suka??” kata Junho oppa sambil tersenyum
“Nde! Gomawo Oppa!” kataku sambil memeluknya
“Sebernya aku tadi terlambat karena aku melihat kalung ini dan teringat padamu, kau suka dengan musim dingin dan salju. Kebetulan juga kalung ini memiliki liontin bola salju” jelasnya sambil terus memelukku
“Gomawo oppa!!” kataku sekali lagi

FLASHBACK END

Inilah benda satu-satunya yang Junho berikan kepadaku. Aku selalu memakainya, dan aku tak mau lepas dari kalung ini, karna aku percaya Junho juga akan marah pada ku jika kalung ini hiang.
Bell tanda pelajaran usai telah berbunyi dari tadi, namun aku enggan beranjak dari kursiku, aku masih ingin uduk di sini dan membanyangkan Junho berada di sini menghiburku. Tanpa kusadari sebuah air mata menetes di pipiku. Semakin aku membanyangkan Junho semakin aku menangis. Aku tak pernah bisa melupakan Junho walau hanya sedetik.

-WY’s POV-

Aku melihat gadis itu, ya gadis yang aku kira murid baru itu. Namun dia hanya tak masuk sekolah selama seminggu ini. Gadis itu menghadap jendela dan memandang langit, dia seperti menggenggam sesuatu di tangannya. Sebulir air mata membasahi pipinya yang putih. Ingin aku menyapanya. Namun, kaki ini tak mau di ajak kompromi, kaki ini seperti di lem dengan lem yang sangat kuat.
“Wooyoung-ssi, apa yang kamu lakukan disini??” sebuah suara memaksaku memalingkan pandanganku dari gadis itu
“Ahh.. anii” jawabku gugup
“Kau sedang memperhatikan Haeyoung??” katanya sambil senyam-senyum
“Anii, keundae apa yang kau lalukan disini??” kataku basa-basi
“Nega?? Ahhh... tadi aku disuruh Mr. Park untuk mencarimu” ujarnya sambil mengingat-ingat apa yang membuatnya ke sini
“Wae??” kataku penasaran
“Molla, kau segera ke sana saja” lanjutnya sambil mendorong tubuhku
“Gomawoyo” kataku sambil tersenyum

-

Tok.. tokk...tokk..
Aku mengetuk pintu ruangan Mr. Park, aku sedikit gugup. Apa yang telah aku lakukan?? Sepertinya aku tidak melakukan apapun yang salah, kataku dalam hati
“Dorawa!” suara Mr. Park membuyarkan pikiran-pikiran burukku
“Mr. Park anda mencari saya??” kataku ragu
“Ahh.. Wooyoung-ssi. Silahkan duduk. Aku memang mencarimu, ada sesuatu yang akan aku bicarakan padamu” katanya sambil membuka kaca matanya
Aku duduk dengan perasaan was-was
“Wooyoung-ssi, aku tahu kau punya bakat menari bukan??” ujarnya to the point
“Nde. Ada apa??” jawabku dengan muka bingung
“Sebentar lagi akan ada kompetisi dance, kau mau mengikutinya??” katanya sambil mencari-cari sesuatu di laci mejanya
“Sebenarnya aku tahu tentang kompetisi itu, tapi Appa tidak akan membiarkanku mengikuti acara seperti itu” kata ku jujur
“Wae?? Kau sangat bagus dalam hal menari” katanya kecewa
“Appa ingin aku meneruskan perusahannya, jadi dia tak pernah mengizinkanku untuk membuang-buang waktu dengan mengikuti acara seperti itu” kataku lesu
Sebenarnya aku sangat ingin mengikuti kompetisi itu, tapi Appa pasti akan segera mengurungku dan tak boleh keluar rumah, dan dia akan membuatku sekolah dirumah, seperti yang teah dia lakukan padaku 1 tahun terakhir ini. Sekarang aku bisa bersekolah di luar karena Eomma yang memintanya. Aku bersyukur Eomma sangat pengertian padaku.
“Baiklah, aku tak akan memaksamu. Andai saja Junho masih ada pasti dia akan antusias dan akan dengan senang hati mengikuti kompetisi ini” katanya menyesal
Junho?? Siapa Junho?? Aku bingung setengah mati, tak mengerti apa yang tak aku ketahi di sekolah ini. Kuberanikan diri untuk bertanya kepada Mr. Park
“Junho??” kataku menatap Mr. Park dengan tatapan penasaran
“Dia adalah keponakanku dan dia sangat suka menari, tapi Tuhan berkehendak lain....” katanya mengantung dapat kulihat matanya berkaca-kaca “Ahh... sudahlah. Sebaiknya kau pulang” lanjutnya cepat
“Baikah, permisi” kataku sopan

To be continued....


how do you think??
do leave a comment ok?? don't be a silent reader..

wait for paert 3 ok??
anyyeongg.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar