Kamis, 14 Maret 2013

My Winter Love part 1


hai hai, this is my first FF.
mian if there is typo, same story, characters , place etc because this is just a fiction
actually, i ever publish this FF in another blog or forum, but don't worry just part 1 i ever publish another part still mine ^^
cast?? you can find out if you read this :)

enjoy it~~ ^^


-HY’s POV-

Malam yang sunyi ini aku masih membatu di tempat ini. Aku tak mampu beranjak dari tempat ini walau hanya sedetik saja, tak terasa air mata ku telah mengering dan tak ada air mata yang menetes lagi. Kenapa semuanya jadi seperti ini?? Seharusnya ini adalah hari bahagiaku tapi kenapa semuanya jadi seperti ini Tuhan?? Aku tetap tak beranjak dari tempatku walau hujan mulai turun, seakan langit tahu isi hatiku
“Haeyoung-a, ayo kita pulang” suara yang sangat aku kenal mengagetkan ku, aku hanya menoleh dan tidak bereaksi apapun “kajja!! Nanti kau sakit!!” sambungnya lagi seraya menarik tanganku yang sangat dingin
Aku hanya mengikutinya, aku merasa tak punya tenaga lagi untuk melakukan apapun. Aku hanya ingin berdiam diri terus.

-NK’s POV-

Malam itu aku menarik Haeyoung dari tempat itu, dan aku yakin dia tak mau pergi dari tepat itu. Aku sebagai seorang kakak yang tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa berharap Haeyoung akan kembali seperti semula. Haeyoung yang ceria, manis, dan baik.
Sudah beberapa hari ini Haeyoung tak mau makan dia hanya ingin sendirian saja, dan tak ingin ada orang yang menggangunya. Dia seperti patung, tak melakukan apapun. Hanya berdiam diri di dekat jendela kamarnya yang menghadap ke taman.
“Haeyoung-a, kau harus makan ya??” kataku sambil mencoba menyuapkan sesendok nasi padanya, namun dia tetap tak bergeming “Haeyoung-a, jebal! Aku tak mau kau sakit, apa kau lupa apa katanya?? Kau harus tetap tersenyum, dan kau juga harus tetap bahagia” ujarku pada Haeyoung yang tak bergeming sedikitpun

-HY’s POV-

“Haeyoung-a, jebal! Aku tak mau kau sakit, apa kau lupa apa katanya?? Kau harus tetap tersenyum, dan kau juga harus tetap bahagia” ujar oppa yang tak tega melihatku seperti ini
Aku mengingat kata-kata itu, ya.. kata-kata yang Junho ucapkan sebelum pergi.

FLASHBACK

Ini adalah hari ulang tahunku yang ke-17, aku sudah memliki namjachingu yang sangat aku sayangi.
Drr...drrrttt...drrrttt.....
Telepon ku bergetar, aku segera mengambilnya. Aku tersenyum melihat nama yang tertera pada layar telepon ku
“Oppa... waeyo??” kataku senang
“Anii, aku hanya ingin bertemu denganmu, bisa??” suara Junho sedikit lemah dan bergetar
“Oppa... apa kau sakit?? Sekarang kau ada dimana??” kataku khawatir
“Anii, aku tidak sakit, sekarang aku berada di tempat biasa. Bisakah kau datang sekarang?? Ada sesuatu yang mau aku bicarakan padamu” Junho meyakinkanku
“Arra-arraso” aku menutup telepon dan langsung menuju tempat itu untuk bertemu Junho

-

Aku melihat Junho sedang duduk di dekat jendela itu, yupp tempat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku mengahampirinya setengah berlari.
“Oppa...” kataku terengah-engah “Waeyo?? Kau pucat sekali, apa kau sakit??” ujarku
“Anii,” katanya sambil tersenyum yang dipaksakan “Haeyoung-a, sepertinya kita harus berakhir sampai disini” katanya mengagetkan ku
“Mwo?? Mworago??” kataku tak percaya
“Aku tak bisa melanjutkan hubungan kita lagi” katanya tegas
“Wae??” air mata keluar membasahi pipiku tanpa permisi “WAEE???” aku berteriak histeris, sampai kurasakan semua mata yang ada disini menatapku curiga. Aku tak perfikir panjang lagi, aku langsung pergi meninggalkan Junho sendirian.

-

Drrrtttt....drrrttt..
Teeponku bergetar lagi, dengan malas aku melihat layar itu, tertera nama Junho disana. Aku mengangkatnya berharap dia akan minta maaf padaku.
“Yoboseo...” kataku masih terisak
“Yoboseo.. Haeyoung-ssi??” suara yang tidak aku kenal
“Nde, nuguseo?? Ini telepon Junho kan??” kataku terkejut, aku tak habis fikir, kenapa yang berbicara seorang perempuan
“Nde, ini memang telepon Junho. Ini Eomma Junho, bisakah kau datang kemari??” ujarnya cepat, aku bisa merasakan perempuan yang mengaku Eomma Junho sedang menangis
“Dimana??” ujarku tak sabar
“Di rumah sakit....” sebelum Eomma Junho melnjutkannya air mata telah membasahi pipiku. Sebenarnya aku tak tahu apa yang terjadi, tapi ada perasaan yang buruk di dadaku
Secepat kilat aku menuju rumah sakit, sampai disana terlihat Eomma Junho yang sedang menangis dan Appa Junho yang memeluk Eommanya, serta Minjun sang kakak juga terlihat khawatir. Aku berjalan lunglai, aku tak percaya ini.
“Ap-ap-apa yang terjadi pada Junho” kata-kataku mengagetkan mereka
“Dia-dia kambuh lagi” kata Minjun terkejut
“Kambuh? Kambuh apanya??” aku tak dapat mencerna kata-kata Minjun oppa
“Mollaseo??” ujar Minjun oppa yang bertambah kaget
“Mwo??” aku mulai bingung, sebenarnya ada apa ini
“Bisa kau ikut aku sebentar??” kata Minjun oppa sambil menarikku agak menjauh dari ruang itu
“Junho terkena penyakit kanker” ujar Minjun oppa, tanpa permisi air mata ini jatuh lagi. Aku tak percaya ini, Junho terkena kanker, kenapa dia tak pernah cerita padaku?? Aku mengerutu dalam hati.

-

-Author’s POV-

2 AM

Junho membuka matanya, dilihatnya sekeliling. Dia menemukan orang yang sangat dicintainya sedang tertidur di sebelah ranjangnya. Berusaha menggapai kepalanya. Sesaat sebelum Junho menyentuh kepalanya, gadis berambut sebahu itu terbangun dan menemukan Junho tersadar dari tidurnya.
“Oppa... kau sadar?” seru gadis itu sambil memeluk Junho
“Mianhae... Jeongmal mianhae Haeyoung-a...” belum sempat Junho melanjutkan kata-katanya Haeyoung memotongnya
“Sttt... kau tak boleh berbicara dulu, kau masih sakit” katanya lembut
“Haeyoung-a... saranghae, kau harus tetap tersenyum. Ok?” kata Junho sambil tersenyum “kau harus makan dengan teratur, dan kau harus sehat, gak boleh nangis” lanjut Junho
“Oppa aku bukan anak kecil lagi. Makanya Oppa cepet sembuh” kata Haeyoung
“Kau harus tetap tersenyum walau tanpa aku disisi mu, kau harus menemukan orang lebih baik dari aku untuk kau jadikan pacar, dan kau harus melupakan aku. Aku akan senang jika kau melupakan aku, aku kan tetap hidup dam hatimu walau kau tak mengingatku lagi” Junho berkata panjang lebar dan membuat Haeyoung bingung.
“Oppa, oppa bicara apa?? Oppa akan sembuh, oppa akan bersamaku lagi, dan aku tak akan pernah melupakan oppa!!” Haeyoung mulai terisak
“Aku senang akhirnya aku bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya” suara Junho mulai melemah
“Oppa, kau tak boleh meninggalkanku sendiri, kau tahu kan ini hari ini hari spesial kita??” air mata Haeyoung semakin deras
“Haeyong-a.. aku mengantuk, aku ingin tidur 5 menit saja, nanti kalau sudah 5 menit bangunkan aku ya??” kata Junho sambi menutup matanya
“Oppa, kau hanya tidur 5 menit kan?” kata Haeyoung khawatir
“Hmm...” jawab Junho singkat
“Baiklah, kidarilkae” kata Haeyoung mengulum senyum
“Oppa tinggal 4 menit lagi”
“.............”
“3 menit”
“..........”
“2 menit”
“.........”
“1 menit”
“..........”
“Oppa sudah 5 menit, ayo bangun apa kau tak mau bangun??” Haeyoung mulai panik “oppa?” Haeyoung muai menangis “Apa mimpi oppa sangat indah?? Hingga oppa tak mau bangun?? Bisakah aku dalam mimpi oppa juga??” Haeyoung mulai hilang kendali, dan mengguncang-guncang tubuh Junho yang tak berdaya.

FLASHBACK END

-Author’s POV end-

To be Continued....

how it is?? can you cry when you read it?? i hope soo XDDD
do leave a comment!!

wait for another part ^^

*bannernya jelek ya?? mian mimin gak bisa edit jadi banguss heheh*

by. SHY (SongHaeyoung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar