Sabtu, 30 Maret 2013

We are Same (Oneshot)




This is my second FF Oneshoot, dan sama dengan yang pertaman FF ini gak lama-lama buatnya, jadi ya maaf jika jelek atau gaje. hehe


Enjoy this

Pagi yang dingin menyambut Junho yang sedang bangun dari tidurnya. Wajar saja udara sangat dingin, karena musim semi sudah di gantikan oleh butiran salju yang sangat dingin. Termometer ruangan di kamar Junho menunjukkan suhu -20 C. Junho dengan malas-malasan bangun dari tempat tidurnya, dia tidak pergi ke kamar mandi seperti biasanya. Junho merasa tubuhnya beku karena dinginnya udara saat itu.
“Eomma!!” Junho memanggil ibu yang paling disayanginya “Eomma!!” Junho terus memanggil ibunya namun, tak ada jawaban dari orang yang dari tadi dipanggilnya.
“Sepertinya sudah pergi” Junho bergumam sendiri dan menghampiri meja makan. Udara yang dingin membuatnya ingin memakan sesuatu yang hangat dan berharap dapat menghangatkan sedikit badannya. Junho sudah mengobrak-abrik isi dapur tapi dia tak dapat menemukan sesuatu yang hangat. Alhasil dia memesan makanan cepat saji.
‘DRRTTT..... DRRTTT.......’
Telepone Junho bergetar, dia tak melihat nama yang tertera dalam layar teleponnya dan langsung mengangkatnya
“Yoboseo.....” kata Junho malas-malasan
“Ya!! Kau ada di rumah?? Sepi nih di rumah, gue main ke situ ya??” suara di sebrang terdengar menggebu-gebu
“Nuguseo??” telmi Junho kumat lagi
“Babo ya?? Your twins JANG WOOYOUNG!” suara yang terdengar sangat PD
“Ohh, okok. Tapi bawa makanan ya?? Di rumah gak ada makanan nih, laper!! Mana nyokap gak ngasih makanan lagi”
“Dasar kau ini!! Emangnya aku ini bank apa?? Aishh...”
“Mau gak nihh??”
“Baiklah! Awas ya kalo ntar makananya kau habisin sendiri”

-

Setelah bersabar menunggu Wooyoug dan delevery ordernya cukup lama, datang juga yang Junho inginkan. Junho tidak langusng memakan pesanannya, karena dia sedang menunggu Wooyoung yang katanya mau datang. Mereka memang sangat dekat, mereka sudah kenal sejak mereka masih bayi *maksudnya orang tua mereka deket banget jadi anaknya ikutan deket dehh*
Sejak saat itulah mereka kemana-mana bersama, pokoknya seperti saudara kembar yang gak bakalan kepisah dehh. Saat ini Junho sudah punya orang yang lebih di sayang dari pada Wooyoung, dan Junho lebih sering pergi sama orang itu dari pada Wooyoung. Orang itu adalah Min, wanita yang bisa menaklukkan  hati Junho yang sekeras batu. Makanya saat ini, Junho sangat merindukan kembarannya itu. Bagaimanapun juga sudah hampir 3 bulan mereka gak keluar bareng. Tapi hal itu gak membuat si Wooyoung marah, karena dia juga sudah punya orang lain, orang itu adalah Jieun. Entah mereka memang sehati atau bagaimana, sampai-sampai yang satu punya pacar yang lainnya ikutan aja punya pacar. Benar-benar anehh.
Tujuan sebenarnya Wooyoung ingin bertemu Junho adalah meminta saran untuk memberi kejutan 100 hari jadi dia dengan Jieun. Wooyoung datang dengan banyak makanan, dia tahu bahwa Junho makannya banyak banget *mian bang Junho* dan tahu kalo Junho itu susah gendut. Jadi, makan sebanyak apapun tetep kurus aja badannya. Setelah bercerita banyak, Wooyoung mulai meminta pendapat Junho.
“Astaga!! Lupa!! 7 hari lagi 100 hari jadi gue sama Min. Harus ngapain nihh???” Junho muai bingung
“Enak kau masih 7 hari nah gue?? 6 hari broo”
“Alah sama aja”
Keduanya terus memutar otak mereka agar mereka terkesan romantis di hadapan cewk mereka nanti. Setelah hening lumayan lama, ada juga ide yang cemerlang dari kepala Junho
“Pura-pura lupa aja gimana?” Junho tersenyum penuh misteri
“Maksud lu pura-pura gak tahu gitu? Bisa bubaran gue ntar” Wooyoung menolak mentah-mentah ide Junho
Dengan sedikit kesabaran Junho menjelaskan semua ide yang ada di kepalanya. Walau pun awalnya tidak setuju, akhirnya Wooyoung setuju juga seteah di beri penjelasan yang begitu detile.

Keesokan hrinya mereka mulai sibuk dengan semua urusan untuk mempersiapkan kejutan bagi pacar mereka masing-masing. Hingga D-2 mereka tetap berpura-pura tak tahu dan menganggap semuanya normal.
Drrttt......
Telepone Junho bergetar, Junho kaget dengan nama yang tertera di ayar itu.
“Yoboseo..?” Junho berkata sebiasa mungkin
“Yoboseo, mmmm.. bisakah kita bertemu hari ini?” suara di sebrang terdengar bergetar mungin karena kedinginan
“Baiklah! Ke cafe biasa ya? Sekarang?” Junho langsung bergegas menuju tempat yang dia biang tadi.
Sepertinya Junho datang terlalu cepat, Min belum juga sampai di cafe tersebut. Junho mengambil tempat duduk biasanya, di dekat cendela yang menghadap lurus ke langit barat. Karena di sana pada jam segini akan terihat sunset yang begitu indah. Sekitar 15 menit kemudian, Min datang dengan kepala tertunduk. Entah apa yang membuatnya tidak sesenang biasanya jika bertemu dengan Junho.
“Oppa.. se-seprtinya... kita tidak bis bertemu lagi” Min berkata sangat pelan dan dia kira Junho tidak mendengarnya
“Mwo? Aku tidak salah dengar kan?” Junho tak percaya dengan pendengarannya
“Miann” kata Min berlalu, air mata membasahi pipinya tapi hanya ini jaan yang tebaik untuk mereka berdua.
Junho masih berdiam diri di tempat duduknya, dia masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah menyiapkan semuanya demi hari itu, tapi 2 hari sebelumnya Min bilang tidak bisa bertemu lagi. Junho masihingin melihat Min tersenyum kepadanya, masih ingin melihat Min menangis khawatir jika Junho tak memberinya kabar, dan masih banyak hal yang dia ingin akukan bersama Min. Junho masih beum bisa berfikir jernih, kenapa semuanya terjadi pada saat seperti ini. Dia masih ingin Min berada di sampingnya karena dia begitu mencintai dan menyayangi gadis itu.
Kenangan 100 hari mereka terhenti dalam waktu 48 jam, semua lagu cinta yang pernah mereka dengarkan menjadi lagu-lagu yang sedih. Semua kenangan itu masih terekan jelas dalam ingatan Junho, selamanya tak akan hilang dari ingatannya. Junho pulang dengan wajah yang begitu murung dan sedih, saat dia munuju tempat yang sering dia habiskan jika sedang ada masalah—atap sekolah.

-

Di sisi lain, Wooyoug sedang melihat wanita yang dicintainya bersama seorang namja lain. Awalnya Wooyoung mengira namja itu hanya saudara Jieun, tapi setelah di perhatikan lebih seksama, mereka terlihat begitu mesra sebagai seorang saudara. Wooyoung memberanikan dirinya untuk menghampiri Jieun. Waktu Jieun melihat Wooyoung ada di sebelahnya, raut muka Jieun menjadi takut dan bingung. Kenapa Wooyoung bisa di sini? Memang awanya Wooyoung berpamitan pada Jieun untuk pergi bersama keluarganya, tapi itu semua hanya sebuah alibi untuk menutupi rencana besarnya pada har 100 mereka. Namun, tuhan berkata lain Wooyoung di perlihatkan keadaaan yang sesungguhnnya.
Dengan kemunculan Wooyoung di depan Jieun dan pacarnya itu sudah membuat Jieun merasa menang dengan menduakan Wooyoung, namun Wooyoung tak ambi pusing untuk semua itu. Karena semua bukti itusudah cukup baginya, dan tanpa mengucapkan kata perpisahan semuanya sudah jelas. Wooyoung Jieun GAME OVER!
Wooyoung berjalan lunglai menuju tempat dimana dia sering menghabiskan waktu saat bolos kelas yang tidak dia sukai, dan dia akan meminta Junho untuk berbohong kalo guru bertanya. Tempat itu adalah atap sekolah, tempat yang sedang di tuju Junho. Wooyoung mulai duduk di sudut bangunan dan menghirup udara segar, udara yang beum tercemar polusi udara.
“Wooyoung? Ngapain lo di sini??” Tegur Junho seperti tak ada apa-apa
“Sakit hati bro!!” jawaban yang singkat tapi jelas
“Wae? Bukannya besok adalah hari kejutan?” j=Junho semakin penasaraan
“Jieun.... “ kata-kata Wooyoung mengantung
“Apaan?” Junho terus mendesak Wooyoung
“Jieun punya cowok lain. Ternyata Jieun uda jadian waktu gue tembak” suara Wooyoung melemah
“Bwh.. hmphhh.... hahahahaha” Juno tak bisa menahan tawanya
“Kenapa tertawa lu?? Seneng liat gue sedihh” Wooyoung naik pitam
“Witss... santi broo. Sepertinya kita itu emang sehati! Waktu gue dapet pacar, lu juga ada gebetan. Nahh waktu lu putus sama tuh cewek, gue juga!” kata Junho santai
“Jjinja?? Jadi lo putus juga sama pacar lo itu??” Wooyoung setengah tak percaya
“Yupp, barusan juga gue di putusin” perasaan Junho sudah tak seburuk tadi, karena Wooyoung lebih parah cara mutusinnya
“Sepertinya kita selau samaan ya?? Dapet pacar bareng eh di putusin bareng lagi!!” seru Wooyoung sambil tertawa
Sepertinya Tuhan tak mau memisahkan persahabatan mereka yang sudah terjalin begitu lama. Bayangkan saja, setelah mereka mempunyai pacar masing-masing mereka jadi jarang main bareng, nongkrong bareng, ngerjain orang bareng, bolos sekolah bareng, godain cewek-cewek bareng, pokoknya banyak dehh. Mungkin ini rencana Tuhan untuk mengembalikan kebersamaan itu lagi, walau harus menyakiti hati mereka. Mungkin tuhan akan memberika wanita yang lebih baik dari pacar mreka sebelumnya dan yang pasti gak akan merenggangkan hubungan persaudaraan mereka berdua.

how it is?? dont be a silent reader, do leave a comment ^^

4 komentar: