Jumat, 01 Februari 2013

Just My Dreams (one shoot)


“Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Fanfic “SUPER ABAL” ini dapat selesai pada tanggal 19 Desember 2012 pukul 15:27 (EDITED 21 dan 24 Des 2012) xP. Awanya aku mau mempersembahkan ini buat seseorang #dlwnsghk dan awalnya ceritanya nggak kaya begini. Pokoknya malem-malem tanggal 18 aku dapet hidayah untuk mengganti endingnya karena aku malu kalo pake ending yang awal :3. Ada beberapa misteri di balik fanfic ini karena fanfic ini (yang udah gue bilang di awal tadi)Misterinya banyak bangeet lhooh #siapayangtanyahah? Bagi UKHTI PANGESTI jangan kaget dengan endingnya yahh :DDDijamin anda akan sedih yang luar biasa karena menurut pengalaman yang saya alami. Waktu baca ulang ff ini sedih dan galau karena saking jeleknya. Kekekeke..Okelah daripada gue kebanyakan cing cong mari silahkan yang mau baca ya baca yang gak mau baca SAYA PAKSA BACA!! Ini fanfic pertama yang ku publish jadi LEAVE YOUR COMMENT PLEASE!!!! #kedip2alajunho OKE!! EH BENTAR!!
Nb: sebaiknya dibaca sambil dengarkan lagu
Follow Your Soul – 2PM
Ost. SAD LOVE - Lee Junho
Don’t Go – Baek Suzy ft Jang Wooyoung
When i Can’t Sing – JB JJProject
*kalo film ini soundtracknya lah lol*
HAPPY READING!!! AWAS TYPOS!!


 ***
JUST MY DREAMS



Kursi panjang di bawah pohon besar di sebuah taman yang sejuk dan rindang. Sepasang kekasih sedang bersantai disana. Hembusan angin menemani mereka membuat suasana makin menyenanglan.
Suzy bersandar di bahu seorang Junho. Junho segalanya baginya. Suzy tersenyum senang. Senyum yang membuatnya terlihat lebih cantik.Junho mendengarkan sebuah lagu yang terputar di MP3 yang ia pakai. Ia sedikit mengeluarkan suaranya seiring dengan lagu yang ia dengarkan. Suzy tertawa kecil mendengar nyanyian Junho.
“Kenapa tertawa? Suaraku jelek ya?” tanya Junho
“Aniyo.. Lanjutkan saja aku sangat senang mendengar suaramu” jawab Suzy sambil menatap seorang pria yang mencuri hatinya
Yang kedua mulai membuatnya tersenyum malu
Junho mengambil surat cinta di sakunya. Ia sangat gugup karena rencananya hari ini ia akan memberikannya kepada Suzy. Ia mulai mengumpulkan keberanian. Ia berdiri di depan kaca merapikan pakaiannya dan memasukkan kembali surat itu ke dalam jaketnya.  Saat berjalan menujuke kelas Suzy tiba-tiba saja ia ditabrak oleh seseorang. Orang itu adalah Min sahabat Suzy. Minuman dan makanan yang dibawa Min menumpahi jaket yang dipakaijunho. Junho pun marah-marah dengan gaya yang super kece badai halilintar. #gubrakkk. Min pun minta maaf kepada Junho namun Junho belum bisa terima. Ia menyuruh Min mencucikan jaketnya sampai bersih dan wangi. Min yang tak mau memperpanjang masalah bersedia mencucikan jaket Junho.
-
-
Saat sampai di kelas Suzy. Junho berhenti sejenak lalu ia memutuskan untuk pergi. Ia sangat grogi melihat Suzy. Ia memutuskan untuk kembali saat istirahat nanti namun sebelum Junho berhasil pergi Min yang juga berada di ruangan yang sama dengan Suzy memanggil Junho.
“Junho-sshi!!” Min berteriak memanggil Junho
“Ne?” Junho pun menoleh dan mendapati Min yang berjalan kearahnya. Ia melihat Suzy melihat kearahnya.
“Aku menemukan ini” Min menunjukkan surat cinta milik Junho
“Bagaimana bisa kau membawa surat itu?” tanya Junho sangat terkejut
“Jadi ini surat ya?” tanya min sambil menatap surat itu dengan tatapan bingung
“Memang kau pikir ini apa? Berikan padaku!” Junho meminta kebali surat tersebut
“Kalau ini surat berarti kau ingin memberikannya kepada seseorang kan?” tanya min penasaran
“Ah!! Sudah berikan padaku!” Junho merebut surat yang Min bawa namun dengan sigap Min merebutnya kembali. Ia berlari ke dalam kelas dan membukanya. Junho yang merasa malu pada Suzy tak ingin sedikitpun masuk mengejar Min.
Min membaca surat milik Junho  yang tertinggal di jaket yang ia pakai tadi. Junho hanya bisa menahan malu karena seluruh kelas menyorakinya.
Suzy memperhatikan lembaran berikutnya
Suzy memberikan sebotol air mineral yang baru ia beli di supermarket kepada Junho. Junho menerimanya dan langsung meminumnya. Suzy melihat keringat yang bercucuran di wajah Junho lalu mengambil tisue di tasnya. “JUNHO!! CEPAT!!” Junho sudah dipanggil teman-temannya. Namun, sebelum Junho pergi Suzy meraih tangan Junho. Mereka bertatapan. Suzy merasakan sesuatu yang aneh namun ia segera mengalihkan pandangan matanya dari mata Junho dan mengelap peluh di wajah Junho.Junho tersenyum lalu menggenggam tangan Suzy yang sedang mengelap wajahnya yang berkeringat dan meletakkannya ke dada kirinya. Jantung Suzy berdetak sangat kecang. Ia tertunduk malu. Junho pun melepas tanganya dan meninggalkan Suzy. Junho sesekali menatap ke arah Suzy yang sedang melihatnya bertanding.
Ini yang keempat
Suzy menatap keluar. Ia melihat Junho sudah menunggunya di depan kerajaan. Ia membuka pintu kamarnya namun saat melewati ruang tengah ia melihat ayahnya sedang makan malam bersama ibunya. Suzy langsung keluar dan ayahnya sontak berteriak pada penjaga. Penjaga yang bekerja 24 jam sedang berdiri sambil mengantuk terkejut. Bukannya mengejar Suzy para penjaga malah saling bertanya apa yang terjadi. Suzy berhasil kabur bersama Junho. Mereka memutuskan pergi karena hubungan yang tidak direstui. Mereka hidup bersama di hutan.
Kelima
BRUKK! Suzy dan Junho terjatuh dari sepeda yang mereka pakai. Suzy sudah lama tidak memakai sepeda namun Suzy ngotot ingin menaikinya. Mereka pun akhirnya terjauh namun untungnya mereka berdua tidak terluka. Junho pun memarahi Suzy “Kalau tidak bisa pake sepeda ya udah gak usah ngotot pake! Jatuh kan? Sakit tau gak?”. Suzy merasa bersalah dan ia pun merundukkan kepalanya sambil mengumpat aneh di dalam hati. Junho yang melihatnya langsung memeluk Suzy. “Ah.. kau ini.. Aku kan hanya bercanda”. Suzy justru mendorong badan junho lalu menggelitiknya. Mereka tertawa riang dan mereka kembali bersepeda ria dengan Junho yang berada di depan.
Ia membuka lembar ke enam sambil membayangkannya
Suzy keluar dari ruangan extra dan pergi melewati Junho yang sudah menunggunya. Junho yang melihatnya agak kesal karena orang yang ia tunggu meninggalkannya. Ia pun berjalan dengan tempo yang dipercepat sehingga melewati Suzy. Suzy terkejut lalu dengan cepat ia menarik tas Junho dan berlari sehingga sekarang ia berada didepan Junho. Mereka terus berebut posisi di depan namun yang duluan sampai di tempat parkir adalah Junho. Junho langsung mengambil sepeda dan meninggalkan Suzy. Suzy berusaha mengejar namun Junho makin cepat. Karena kesal Suzy pun pulang jalan kaki.Junho yang tak juga melihat batang hidung suzy akhirnya berhenti menunggu Suzy. Karena tak datang juga Junho pun kembali ke sekolah. Ia memarkirkan sepedanya di depan sekolah dan masuk mencari Suzy. Aru beberapa langkah Junho masuk Suzy yang bersembunyi bergegas mengambil sepeda Junho dan berteriak pada Junho “Junho-Ya!! Kau BABO!! Week” Suzy pun membawa pergi sepeda Junho danJunho mengejar Suzy.
“AAAA!!” Suzy berteriak karena Junho berlari sangat kencang. Ia pun mempercepat kayuhannya.
“BAE SUZY!! BERHENTI KAU!!”
“Tidak mau!! Weeekkk pulang jalan kaki sana!! :P”
“Ishh!!” Junho berlari sangat kencang.
Suzy semakin mengayuh sepedanya dengan lebih kencang. Namun tiba-tiba ia mengerem sepeda yang dikayuhnya karena ada seorang nenek gemuk yang menyebrang lama sekali. Karena jalan yang ia lewati adalah gang sempit ia tak bisa menerobos dari sisi manapun.
“YA!”
“Hah?” Suzy terkejut karena nenek itu berteriak padanya.
“YA!”
“Hah?” suzy lagi-lagi dikejutkan oleh suara teriakan “YA!”
Ia menoleh karena asal suara itu dari belakangnya. “AAA” Suzy berteriak kaget karena yang dibelakangnya adalah junho dengan muka kusut.
“Mukamu lucu sekali.. kkk” Suzy tertawa sambil menunjuk ke muka Junho yang sangat kusut.
“Ish!! Dasar!” junho terlihat sangat capai dan kesal. Ia menjitak kepala Suzy dengan tangan kanannya.
“Auuw!! hehe” Suzy tertawa aneh.
Mereka pun pulang bersama seperti biasanya.
Ketujuh
Suzy duduk di samping Junho. Mereka hanya diam. Suzy merasa sangat kaku dengan suasana ini. Suzy hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Sambil sesekali melirik Junho tanpa menengokkan kepalanya. Junho tiba-tiba saja melihat ke arahSuzy. Suzy yang merasa diperhatikan menengok ke arah Junho. Namun Suzy segera memalingkan wajahnya karena Junhoternyata masih fokus ke depan dan tidak melihat kearahnya.
Sedari tadi posisi duduk Suzy sangat tidak enak karena ia hanya duduk di ujung kursi dengan kaku. Ia pun membenarkan posisi duduknya. Tak sengaja tangan Suzy menyentuh tangan Junho. Suzy langsung saja menarik tangannya namun Junho kemudian menarik tangan Suzy dan berkata “Aku bosan. Mengapa kita seperti ini?”Suzy terdiam ia memperhatikan tangan Junho yang masih menggenggam tangannnya. Suasana mulai membaik semenjak junho memulai percekapan diantara mereka.
Delapan
Suzy : “Yeoboseo?”
Junho : “Ah.. apa kau lama menungguku?”
Suzy : “Hm.. cepatlah oppa”
Junho : “Ne! Sebentar lagi selesai”
Suzy : “selesaikan dirumah sajalah”
Junho : “tidak bisa.. yasudah aku lanjutkan ini dulu”
Suzy : “aku masuk saja ya?”
Junho :“jangan!”
Suzy : “kenapa?”
Junho :“Pokoknya jangan masuk”
Suzy : “Hm~ yasudah capat ya..”
Junho : “Oke!!”
Suzy : “Bye”
Junho : “Bye ..Saranghaeyo~”
-
-
Suzy : “yeoboseo?
-
“YA!! Kau lama sekali!!”
Junho : “mian”
Suzy : “Ish!!”
Junho : “kau boleh masuk sekarang”
Suzy : “Ani! Aku tidak mau!!”
Junho : “kau aneh. Tadi kau ingin masuk”
Suzy : “Itu tadi”
Junho : “Hm..yasudah aku akan kesana”
-
-
Suzy : “YA! Lama sekali! :@”
Junho :“ayo ikut aku sekarang”
Suzy : “kemana?”
Junho : “kesana!”
Suzy : “disana banyak teman-temanmu kan? Aku tidak mau!”
Junho: “ayolah” *memohon
Suzy : “ishh!!”
Junho pun menarik tangan Suzy dan membawanya ke tempat yang sudah ia rencanakan.
-
-
Suzy : “ayo pulang sekarang! Aku lelah”
Junho : “sebentar”
Suzy : “kau ingin aku menuggumu disini?“
Junho : “Ani! Lihatlah disana
Suzy : “...”
Junho : “selamat ulang tahun, chagi”
Suzy : “...”
Junho : “kau suka?”
Suzy : “...”
Junho : “kau tidak suka ya?”
Suzy :“Ani! Aku suka sekali. Gomawo”
Junho : “aniyoo kenapa harus berterimakasih?”
Suzy : “Aku bingung. Bagaimana kau bisa membuatnya? sejak kapan kau belajar membuatnya? Apa kau ikut kursus atau apa? Apa kau tahu? Ini kado terbaik yang pernah ku dapatkan. Kukira kau lupa dengan hari ini. Ternyata tidak. Kau—”
Junho : “hah? Kau bicara cepat sekali aku tidak bisa meemahaminya?”
Suzy : “Junho-ya!! Saranghaeyo!!—” Suzy memeluk Junho senang
Sembilan
Junho : “Suzy bangun!! Cepat bangun!!”
Suzy : “yeoboseo? Siapa ini? aku bergadang semalam mengerjakan tugas. Ini hari minggu kan? Aku malas bangun”
Junho : “kau lupa dengan suaraku ya?
Suzy : “Apa ini Lee Junho yang biasanya menelfonku?”
Junho : “Bangun! Aku didepan rumahmu”
Suzy: “APA!!!!???”
Junho : “cepat bangun dan ayo pergi denganku”
Suzy : “Ahh?? KAU SERIUS?Baiklah sebentar. Tapi kan aku belum mandi”
Junho : “Buka pintu dulu”
Suzy : “Iya.. sebentar.. tunggu”
-
-
“Bagaimana ini aku harus siap-siap! Aku harus terlihat cantik. KYAA!! Bagaimana ini? Aku kan belum mandi? Oke! Jangan gugup. Buka saja pintunya” Suzy berbicara dalam hati.
CKLEKK
“Hahhh? Dimana dia?”
“eomma!! Junho-sshi tadi kesini kan? Apa dia sudah pulang?”
“Ani! Junho tidak kesini. Kenapa kau ini pagi-pagi sudah rapi. Tidak seperti biasanya”
“Junho-yah!!!! KAU!! AWAS SAJA!!!” Suzy mengomel dalam hati sambil “menerbitkan” #deathglare

-
-
Suzy : “YEOBOSEO!!”
“YA!! Junho-yahh! kau bohong!!”
Junho : “Siapa ya? CAW!! Yeoboseo? Suaramu tidak jelas”
Suzy : “MENYEBALKAN!!”
Junho : “hahahaha.. BAE SUZY BABO!!”
Suzy : “Aaaaaaaaaaaaa!! Kau ini!”
Sepuluh
Suzy melihat ke depan. Pemandangan yang sangat indah di sore hari. Junho berada di sampingnya sambil menggenggam tangannya.
Sebelas
Suzy sedang bersama temannya Fei mereka sedang serius mengerjakan beberapa tugas sekolah. Junho datang dan membantu Suzy mengerjakannya.
Duabelas
Mereka terbang bersama. Suzy seekor kupu sedang terbang bersama kupu lain yang bernama Junho. Mereka sangat bahagia namun, manusia menangkap Suzy dan merusak sayapnya. Ia tak dapat terbang lagi sekarang. Suzy memutuskan melepaskan sayapnya dan meminta Junho pergi karena ia tahu ia akan mati. Namun, Junho tak begitu saja membiarkan Suzy sendiri ia memutuskan untuk menjadi sayap bagi Suzy.
Tigabelas
Suzy mendapatkan suat cinta, bunga dan beberapa kado dari seseorang. Ia tidak tahu siapa orangnya namun ia pernah bertemu dengannya karena yang memberikan semua itu adalah fans rahasianya itu. Fans rahasianya selalu memakai pakaian yang menutupi wajahnya.
Suatu hari saat ia hendak pulang sekolah ia bertemu dengan orang yang sedang memakai jaket hitam seperti yang dipakai fans rahasianya dan ia menepuk pundak orang itu. Orang itu menengok dan ia sangat terkejut karena yang ia lihat adalah Suzy. Padahal kali ini ia ridak menutup wajahnya. Penyamarannya terbongkar. Suzy terkejut namun ia justru senang karena orang yang ia kagumi adalah fans rahasianya.
14
“dengerin nih”Junho memberikan headset yang ia pakai ke Suzy
“Hm”Suzy menerima dan memegang headset yang terpasang di telinganya
“Lagu spesial untukmu”
“ini suaramu kah?”Suzy menatap Junho
“mmm... ii..ya?”Junho tergaap karena memang bukan suaranya
“bagus”
“pasti”
“tapi—” menatap dengan tatapan mengerikan
“kau tidak percaya?” tanya Junho
Suzy memanyunkan bibirnya sambil menatap Junho dengan tatapan aneh
-
-
“sekarang bisakah kau bernyanyi untukku?” pinta Suzy
“dengarkan saja” Junho memberikan headset yang ia pakai
“bukan ini. Kau menyanyi sekarang”
“Tidak bisa suaraku sedang serak”
“bohong. Tadi saja kau teriak-teriak menonton pertandingan sepakbola :\”
“ya karena itu suaraku serak”
“Ish kau ini. Menyanyi tidak? Kalau tidak kau ku usir”
“ahh dasar.. baiklaaah aku akan menyanyi. Ehhemm..”
“...”
“Tadi bukan suaraku.. hehe kau tertipu”
“Ahh.. aku sudah curiga dari awal :!”
“Baby.. Give It To Me.. Tapi.. suaraku memang bagus kan?” tanya Junho sambil menaik turunkan alisnya
15
Suzy sangat kedinginan malam ini. Ia harus bergadang menyelesaikan tugas. Tanpa ia sadari Junho memegang tangan Suzy dengan tangannya yang hangat. Ia juga memberikan sebuah pelukan yang membuat punggungnya merasa hangat. Ia dengan semangat melanjutkan pekerjaan yang membosankan itu lagi.
Enam belas
Suzy menangis di kamar karena ayah dan ibunya melarang ia untuk masuk ke sekolah seni. Mereka menginginkan Suzy melanjutkan ke dunia politik seperti kakak-kakaknya. Suzy tak mau bicara kepada siapapun selama beberapa hari. Ia benar-benar kehilangan semangatnya. Junho yang prihatin berbicara dengan kedua orang tuanya. Walaupun sempat dibentak oleh ayah Suzy namun usahanya tak sia-sia. Ia berhasil membujuk ayah Suzy dan akhirnya Suzy pun kembali ceria karena ia sudah diperbolehkan oleh ayahnya masuk ke sekolah seni berkat bujukan Junho.
Tujuh belas
Suzy adalah pelayan toko di dekat kantor Junho. Mereka sering bertemu dan pada akhirnya Junho memberanikan diri untuk mengajak Suzy makan siang. Mereka berbincang dengan sangat akrab dalam suasana yang sangat nyaman. Junho merasa sangat nyaman bersama Suzy. Bahkan sekarang ia selalu mampir ke toko Suzy saat istirahat makan siang.
Delapan belas
Suzy adalah penggemar rahasia yang sering mengembil foto Junho. Setiap kali ia hampir ketahuan ia berpura-pura sedang memotret pemandangan.  Saat Suzy baru melihat hasil jepretannya tiba-tiba saja seorang laki-laki mengegetkannya. Ternyata ia adalah Junho. Junho pun langsung merebut kamera yang dibawa Suzy dan ia melihat banyak sekali fotonya. Suzy marah namun ia sangat merasa malu karena ia ketahuan sering mengambil foto Junho. “Bagus. Kau pintar” kata Junho. “Ah? Apa?” tanya suzy yang sedikit terkejut. “Ini. Hasil jepretanmu bagus. Kau suka memotret ya? Boleh ku minta foto ini?” tanya Junho ramah. “Ahhh...Iii ya. Tentu” Jawab Suzy dengan ragu. Dari percakapan singkat itu mereka mulai berteman dengan baik.
Sembilan belas
Suara peluru yang sangat keras membuat Suzy merasa sangat ketakutan. Ia hanya bisa menggigit jari dan memeluk apa saja agar merasa aman. Junho yang melihat Suzy begitu gelisah langsung memeluknya dan menutup telingaSuzy dengan tangannya. Tak lama Junho dan Suzy merasa tempat yang sekarang mereka gunakan sebagai tempat bersembunyi mulai diketahui musuh. Suzy dan Junho memutuskan untuk segera berpindah ke tempat lain. Betapa terkejutnya mereka saat diserang oleh beberapa tembakan dari musuh. Mereka menyatukan gerakan menghindari musuh. Kadang Junho harus menarik Suzy agar terhindar dari tembakan. Mereka akhirnya dapat meloloskan diri dan bersembunyi di suatu tempat. Beberapa jam kemudian mereka mendengar kabar kemerdekaan.
20
Suzy berbaring diatas rumput yang hijau berseri. Ia membayangkan ia sendiri di dunia dan tak satupun orang yang mengenal bahkan menyayanginya. Bayangannya mulai kabur. Ada bayangan muncul namun kali ini bayangan ini sangat tak asing baginya. Saat ia sadar ia melihat sesosok pria yang menyayanginya. Ia sangat lega dengan keadaan sekarang.
21
Suzy berada di samping Nichkhun yang sedang mendengarkan musik. Suzy sangat mengantuk karena di dalam bus tak ada yang membuat lelucon lagi. Semua temannya juga sibuk dengan diri sendiri. Kepala Suzy terasa sangat berat dan akhirnya ia tertidur. Tanpa sadar kepala Suzy bersandar di pundak Nichkhun. Junho yang melihatnya langsung marah. Ia cemburu lalu mendatangi Nichkhun dengan muka yang “asem” #kagak mungkin muka junho asem xDD
Ia marah dan mulai menoyor kepala Khun. Khun yang terganggu pun berteriak kesal. Suzy  pun terbangun dari tidurnya. Ia sangat kebingungan, mukanya pun menunjukkan wajah yang innocent and peacefull.
Duapuluh dua
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!” Teriakan Suzy cetar membahana sehingga tak ada satupun yang mendengar. Jelas saja. Ia berteriak dalam hati. Ia berteriak tak lain karena ia sangatlah kesal orang yang ditunggunya. Sudah lima jam ia menunggu orang itu tak datang juga.
“YA! Kenapa belum pulang?” Junho datang dengan motor paling kece di dunia #whatthe
“Ah~ itu~ aku belum dijemput”
“Oh..”
“Hm..”
“Ikutlah denganku”
“Ah~ tidak..” (dalam hati sebenarnya Suzy ingin mangetekan IYA!!! Aku sangat membutuhkan tumpangan darimu T.T)
“Hm~ yasudah” Junho langsung kembali menyalakan motornya
“YA! Tunggu!”
“Kenapa?”
“Antarkan aku”
“Hn. Dasar!”
23
“siapa dia?”
“dia? Nugu?”
“orang yang bersamamu kemaren?”
“ibuku?”
“Ibumu muda sekali? Dan kenapa ia memakai high heels?”
“Ia cuman mau terlihat muda dan fashionable saja. Percayalah!”
“...” pergi tapi belum jadi pergi -----
#OMG kagak bisa nulis gak kebayang gimana adegannya (initerinspirasi dari video how to make up with an angry girlfriend jay part) bayangin sendiri lahh xDD #Ditimpukinpakebatubata
24
Suzy merayakan hari yang sangat spesial baginya dan Junho. Mereka menghabiskan hari ini dengan berkeliling kota seoul.
berikutnya
“Kau suka, Suzy-ah?” tanya Junho sambil tersenyum
Suzy membalas senyuman Junho dan mengangguk. Ia menggenggam erat tangan pria itu. Ia takut pria itu meninggalkannya
Dan lembar terakhir
Suzy sedang duduk di kursi sambil menggambar di meja. Suzy sedang berimajinasi.
Saat itu ia menangis. Semua ini hanya imajinasinya. Ingin rasanya ia mati dan mengakhiri hidupnya. Ia tersiksa dengan imajinasi yang tak pernah menjadi kenyataan. Walaupun mungkin meunrut orang-orang ini hanya masalah yang sangat kecil. Baginya ini masalah yang sangat rumit. Sebenarnya siapa Suzy dan Junho itu? Suzyadalah remaja biasa sedangkan Junho hanyalah manusia imajinasi Suzy. Suzy setiap hari membayangkan kehadiran Junho dalam hidupnya. Ia mencintainya ia sangat menyayangi Junho. Ia tak tahu siapa Junho itu. Yang ia tahu Junho selalu hadir dalam imajinasinya. Tak ada yang lain. Sudah lama Suzy menyukai Junho namun apa mungkin ia bertemu dengan Junho? Itu yang selalu menjadi pertanyaan yang tak pernah ia temukan jawabannya. Ia sangat tersiksa. Suzy selalu berdoa agar Junhobenar-benar ada dan menjadi miliknya. Ia tak pernah mencintai seseorang seperti ini sebelumnya.Ia hanya berharap dan terus berharap. Ia juga tahu sebenarnya ketika ia berdoa dan tak berusaha maka semuanya akan sia-sia.
-
-
Sampai saaatnya ia memutuskan untuk menyatakan cintanya kepada sahabat yang selalu setia mendengarkan cerita Suzy tentang Junho yaitu Wooyoung. Wooyoung tak habis pikir Suzy bisa menyatakan cinta kepadanya. Suzy memang menyatakan cintanya kepada wooyoung namun ia hanya mencintai satu namja yaituJunho. Ia juga tidak tahu mengapa ia menyatakan cintanya kepada Wooyoung yang sebenarnya tidak ia cintai.
Ia tersiksa dengan imajinasi yang ia bangun sendiri agar tetap hidup. Wooyounglah yang selalu hadir menemaninya ketika ia mulai menangisi hidupnya. Wooyoung juga yang menyelamatkan hidupnya. Suzy juga tahu wooyoung menyukainya sejak lama.
Wooyoung sebenarnya sangat mencintai Suzy. Ia sangat takut mengatakan ia menyukai Suzy karena Suzy selalu saja berbicara tentang Junho kepadanya. Wooyoung juga tak mau ia mematahkan semangat Suzy karena setiap Suzy bercerita tentang Junho kepadanya Suzy selalu terlihat sangat gembira. Namun terkadang wooyoung juga merasa kasihan saat Suzy mulai bersedih karena sadar Junho sebenarnya tak ada di kehidupannya. Suzy dari dulu sudah berkecil hati dan ia selalu merasa gagal mendapatkan orang yang ia cintai.  Saat ia membangun satu harapan, ia berharap terlalu besar sehingga ia tak dapat meraihnya. Saat merasa gagal ia sangat gagal karena ia tak punya harapan sedikitpun. Ia merasa ia hanyalah seorang pecundang. Namun, ia tak sepenuhnya  kehidupan Suzy dipenuhi oleh kesedihan. Wooyoung mencintainya lebih dari ia mencintai Junho.
Baru dua hari mereka berpacaran wooyoung memutuskan untuk menghapus Junho dari pikiran Suzy. Wooyoungmecuri semua kertas yang berisi imajinasi Suzy dengan Junho. Wooyoung sangat membenci Junho. Yang ia tahu hanyalah Junho yang membuat Suzy berkali-kali berusaha bunuh diri. Ia membawanya dan memperlihatkan kepada Suzy saat ia membakarnya. Suzy berteriak dan mencoba memadamkan api namun kertas-kertas tadi sudah habis terbakar. Suzy menangis dan berteriak kepada wooyoung.
“KAU BODOH!! KAU TAK PUNYA HAK MEMBAKAR BARANG MILIKKU! KAU @%$^%*” Suzy membentak wooyoung dengan nada yang sangat marah. Saat itu Suzy lagi-lagi berusaha bunuh diri. Suzy berjalan mundur dan di belakangnya adalah jurang. Semakin wooyoung mencoba mendekat Suzy semakin mundur. “SUZY-AH!! JANGAN LAKUKAN ITU!! BERHENTI DISANA! JANGAN COBA-COBA BERGERAK MUNDUR SELANGKAH PUN!” Suzy perlahan mundur sambil menangis “APA YANG KAU LAKUKAN PADA JUNHO? AKU MEMBENCIMU! PERGI!! AKU TAK INGIN MELIHATMU LAGI!”
“TIDAK! SUZY-AH! TETAP DITEMPAT! JANGAN BERGERAK!! OKE!! AKU MINTA MAAF!! BAEK SUZY!! AKU MOHON JANGAN LAKUKAN ITU!” tinggal selangkah lagi dan Suzy akan sudah pasti Suzy akan terjatuh ke jurang. “TIDAK!! AKU TAK AKAN MEMAAFKANMU! AKU MEMBENCIMU”
“BAIKLAH! KAU BOLEH MEMBENCIKU! TAPI JANGAN BUBUH DIRI! AKU MOHON! AKU MENCINTAIMU SUZY-AH!!”Tubuh Suzy mulai tak seimbang dan ia terjatuh. Wooyoung langsung berlari dan mencoba menarik Suzy. Tagan wooyoung berhasil menarik tangan Suzy dan Suzy sekarang bergelayut di tangan Wooyoung. “lepaskan aku wooyoung-ah!” Wooyoung tak memiliki tenaga untuk menarik suzy.
“SUZY!! bertahanlah”
“Tidak oppa! Aku ingin mati!”
“Tidak! Jangan banyak bicara sekarang cobalah naik. Gunakan tanganmu yang satunya. Naiklah”
Suzy tak menghiraukan kata-kata wooyoung. Ia semakin lemas karena ia tak punya semangat untuk hidup lagi. Ia sangat ingin mati.
“Wooyoung-ah! Terimakasih kau mau mendengarkan setiap aku bercerita kepadamu tentang junho. Dan maaf karena sebenarnya aku tidak mencintaimu”
Kata-kata Suzy membuat tangan wooyoung semakin lemas.
“Tolong lepaskan aku! Apa kau mau aku hidup dalam kesedihan setiap harinya? Kau Bodoh Wooyoung-ah. Kalau kau benar mencintaiku kau takkan lakukan itu pada Junho. Sekarang kalau kau mencintaiku lepaskan aku!”
Beberapa jam wooyoung dapat bertahan menggenggam tangan Suzy namun tak ada yang bisa menyelamatkan mereka. Tempat ini terlalu sepi dan jauh dari permukiman. Teriakan wooyoung tak terdengar siapapun. Ia juga tak bisa mengambil ponselnya karena tangan kirinya berpegangan pada pohon sedangkan tangan kanannya memegang erat tangan suzy.
Suzy bernyanyi lagu yang sering mereka nyanyikan berdua.
“Kajima kajima nal jiweobeori gettan geojitmal dashin hajima
Geureon mareun hajima
Geojitmal da geojitmal
Geureon maeumedo eopneun mallo nal jabjima
Imi neon neujeotjana
Jeongmal uriga idaero heeojindaneun ge geobina eum geobina
Naneun uriga idaero mannandaneun ge deo geobina (eum...)
Dashi geuttaero OH neon geudaero OH dorawajweo
Dashi naegero OH geu jariro OH dorawajweo
Joheun yeonghwareul bogo eumageul deudgo useuryeo haedo
Naeui gaseumi neoreul bulleo nae nunmuri nago eum”
Tangan wooyoung semakin lemas mendenga suara lirih suzy. Ia terus mencoba berteriak meminta tolong berharap ada yang bisa menyelamatkannya.
“Jeongmal uriga idaero heeojindaneun ge geobina eum geobina
Naneun uriga idaero mannandaneun ge deo geobina (eum...)
Dashi geuttaero OH neon geudaero OH dorawajweo
Dashi naegero OH geu jariro OH dorawajweo” Suzy masih terus bernyanyi. Tatapannya mulai kosong memikirkan Junho. Wooyoung yang biasanya ikut bernyanyi hanya diam. Ia meneteskan air matanya saat Suzy bertanya “Kenapa diam wooyoung-ah? Ayo bernyanyi!”
“Baek Suzy! Berhentilah bernyanyi! Cepat Naik! Aku tidak bisa terus seperti ini!” Wooyoung memarahi Suzy dengan nada yang sangat marah.
Suzy pun berhenti bernyanyi dan ia berkata“Sarangahaeyo Junho-ya!!”
Mendengarnya Wooyoung pun memutuskan melepas tangan Suzy. Pikiran Wooyoung sangat bercampur aduk. Ia pun berteriak menyesal.
Suzy terlepas dari genggaman wooyoung. Suzy sangat lega ia akan mati. “Terimakasih wooyoung-ah. Kau membiarkanku mati” Inilah yang ia inginkan sejak dulu. Di udara ia pingsan dan saat ia terjatuh ia sudah tak sadar. Itu membuatnya tak merasakan sakit saat terbentur batu dan pohon-pohon. Wooyoung langsung mencoba menyelamatkan suzy dengan menjatuhkan dirinya ke jurang. Yang ia pikirkan hanya keselamatan Suzy. Karena itu tangannya terbentur batu besar dan mungkin patah. Wooyoung sangat merasakan sakit di tangan kirinya namun ia mencoba menahannya. Suzy sudah tak sadar namun wooyoung yakin Suzy masih hidup. Dengan tangan bergetar Wooyoung segera meminta pertolongan.
-
-
Wooyoung turun dari tempat berbaringnya menuju ke ruangan suzy dirawat. Wooyoung melihat wajah Suzy yang pucat. Ia merasa kasihan sekaligus merasa bersalah karena telah membakar kertas-kertas miliknya. Namun ia bahagia orang yang ia sayangi berhasil ia selamatkan. Ia menunggu suzy sadar dan tertidur disana.
Beberapa jam setelah kejadian bunuh diri Suzy tersadar. Ia baru bangun dari mimpinya dan ia mendapati dirinya telah meneteskan air mata. Junho yang selama ini menjadi imajinasinya telah  pergi dengan yeoja lain. Mereka terlihat sangat bahagia. Dengan  bergandengan tangan Junho dan yeoja itu pergi meninggalkan Suzy.
Ingin rasanya ia berteriak dan menangis.  Ia melihat wooyoung tertidur dengan tangan yang diperban. Ia baru sadar betapa berharganya wooyoung di kehidupannya. Orang yang benar-bernar nyata di kehidupannya.Suzy ingin membelai kepala Wooyoung yang tertidur di dekatnya namun tangannya juga diperban. Saat ia menggerakannya ia merasa kesakitan namun Suzy malah tersenyum bahagia. Suzy memutuskan untuk melupakan segalanya tentang Junho dan mencoba untuk mencintai wooyoung.

THE END

THANKS FOR READING!! coment ya..


*ok yhis FF by min HS, i just post it, kekeke
hope you like it~~

Do leave a comment, OK??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar