Kamis, 14 Februari 2013

WHEN THE DARKNESS COME fanfiction part 1


WHEN THE DARKNESS COME


HELLO yeorobun!!! My second Fanfic is already here!! :P Kali ini saya “Park Hye Soo” mengangkat tema Romace dengan
Main cast : Chansung, Nichkhun, Min dan Wooyoung.

HAPPY READING!! Jangan lupa commentnya.. sangat ditunggu lhoh J

“YA! Apa kau yang mengambil coklat di kulkas?” Min bertanya pada kakanya yang sedang menonton acara TV kesukaannya.
“Coklat ya? Sudah ku makan tadi” jawab Chansung dengan santai sambil mengganti channel TV yang mulai membosankan
“Ah~ Oppa~ itu kan punyaku” Min merengek seperti anak kecil
“Punyamu ya? Oh~” Chansung hanya menanggapi rengekan Min dengan singkat dan kembali memlih acara yang menurutnya bagus
“Oppa! Kenapa kau makan coklatku? Itu kan coklat dari Nichkhun oppa” Min lagi-lagi merengek. Namun ia langsung menutup mulutnya karena ia telah menyebut kata “Nichkhun” di depan kakaknya itu.
“Nichkhun?” Chansung terkejut dan langsung menoleh ke arah Min
“Aaa..Hmm..Itu..” Kata Min. Ia tak berani menatap mata orang yang sedang mengajaknya bicara. Ia kebingungan mencari alasan. Tangannya langsung bersembunyi dibalik badannya. Ini kebiasaan min ketika ia akan berbohong. Chansung yang sudahhafal dengan kebiasaan Min yang satu ini langsung tahu bahwa Min akan berdusta.
“YA! Jangan bilang kau bertemu dengannya lagi hah?” Chansung mulai marah sambil membanting remote yang ia pegang ke sofa. Chansung pun berdiri. Badannya yang tinggi membuat min merasa takut.
“Sebenarnya..” Min ragu. Ia hendak berkata sejujurnya tentang apa yang terjadi namun ia merasa sangat gugup.
“Sebenarnya apa? Kau bertemu dengannya/ dan tadi itu coklat darinya?” Chansung bertanya dengan nada tinggi menuntut Min untuk menjelaskan semuanya.
“Maaf Oppa! Coklat itu memang dari Khunnie oppa tapi  kita hanya berteman dan tak lebih oppa Min yang semula ingin jujur Min mengurungkan niat mengatakan yang sebenarnya kepada Chansung karena ia tahu ini bukan saat yang tepat.
Cih. Apa kau tidak mengerti juga? Dia adalah anak dari orang  yang hampir membunuhmu dan seluruh mengambil harta yang kita miliki. Apa kau sudah lupa? Tentang Ayah. Ibu? Mungkin saja aku juga akan dibunuhnya? Ayahnya mafia anaknya pasti tak jauh dari itu. Kau lupa? Berapa kali aku harus memperingatkanmu tentang hl ini? SUDAH! Sekarang masuk ke kamarmu! Dan jangan sekalipun bertemu dengan NIchkhun lagi!” Chansung membentak  Min dan menyuruhnya masuk ke kamar.
“Tapi kan oppa” Min mengeluh. Hatinya tertusuk saat Chansung mengatakan Nichkhun sama saja dengan ayahnya. Ia sebenarnya sangat marah. Ia ingin memberontak, namun ia sadar akan kesalahannya yang menentang kakaknya itu.
“Cepat masuk!” Chansung membentak Min.
Min hanya bisa pasrah dan ia berjalan pelan menuju kamarnya. Chansung menatap Min dengan tatapan tajamnya dan kembali duduk di sofa.
-
-
MIN POV
Kubuka pintu kamar. Aku berusaha menenangkan emosiku. Kulihat buku-buku bertumpukan di meja yang dibelikan ayah saat aku berumur sepuluh tahun. Lagi-lagi aku teringat kedua orangtuaku. Aku ingat saat ayah Khunnie oppa membunuh ayahku didepan mataku. Ini sangatlah berat bagiku. Ayah, Ibu. Mereka mati di tangan ayah Khunnie oppa. Orang yang saat ini paling aku sayangi. Aku menagis meluapkan emosiku saat ini. Hidup ini serasa tak adil bagiku. Aku sangat benci manghadapi kenyataan bahwa Nichkhun anak seorang mafia yang membunuh ayahku dan aku harus jatuh cinta padanya. Sering aku mencoba untuk tidak jatuh hati kepadanya namun hati ini tak bisa membohongi diri-sendiri. Perhatian, kasih sayang, kekuatan. Semua yang Nichkhun berikan kepadaku membuatku makin cinta kepadanya. Saat ini air mataku telah turun beberapa senti dari mataku. Mengalir perlahan menghapus bedak yang ku pakai tadi. Aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara tangisan. Aku takut Chansung oppa mendengarnya. Ku hapus air mataku dan aku menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya. Itulah caraku menenangkan diri. Kuambil kotak kecil di samping tumpukan buku disana. Kotak kecil berwarna merah ini sedikit berdebu. Kubersihkan debunya dengan tanganku dan kubuka kotak tersebut. Kuambil batu kecil di dalam kotak tersebut dan aku teringat akan kisah di masa lalu saat aku dan Nichkhun bermain bersama. Aku ingat saat pertama kalinya ia menangis di hadapanku saat menceritakan ayahnya yang tertangkap polisi. Ku genggam erat batu yang diberikan Nichkhun dan ku kumpulkan seluruh keyakinan di diriku sebelum aku memutuskan untuk bertemu dengannya. Aku keluar dari kamar  dan berjalan keluar dengan gugup. Langkahku terhenti saat Chansung oppa memanggilku.
NORMAL POV
“Kau mau kemana?” Chansung bertanya pada Min yang hendak keluar
“Aku ingin~ beli mie. Makanan kita habis” Min menjawabnya dengan santai sehingga Chansung tak curiga
“Yasudah.. pergilah. Hati-hati dijalan”
Min pun berusaha santai saat keluar dari rumah agar Chansung tak curiga. Ia bergegas mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan singkat untuk Nichkhun
MIN POV
Nichkhun-sshi. Ku tunggu di tempat biasanya. Sekarang.
-
-
Drrrttt.. kulihat layar handphone ku.  Sebuah panggilan masuk dari Chansung oppa. Aku sangat gugup. Aku takut Chansung oppa tahu dan marah padaaku. Aku pun brusaha tenang. Beberapa detik kemudian ku tekan tombol terima.
“Yeoboseo”
“Saengie.. tolong belikan mie yang pedas ya. Belikan 3 bungkus”
“ya oppa..”
 Tak lama setelah pesan kubuka ada satu pesan yang masuk. Dari Nichkhun “Hey Nona manis” Aku pun melihat ke sekelilingku dan aku melihat Khun telah tepat berada di belakangku. Tangannya yang hangat menyentuh pundakku. Nichkhun pun duduk bersebelahan denganku dan tersenyum manis. Lalu ia menanyakan apa aku sudah memakan coklat yang tadi ia berikan kepadaku. Aku terdiam dan menghela nafas sebentar. Nichkhun mengerutkan dahinya. Ia sepertinya tahu apa yang sedang terjadi. Ia pun membelai rambutku dan menatapku dengan tatapan khawatir.
“Ada apa? Apa ada masalah? Ceritakanlah..” Bujuknya.
Aku menundukkan kepalaku dan Nichkhun pun memelukku.
NORMAL POV
“Katakan saja apa masalahmu padaku Chagi~” bisik Khun pada Min dengan nada halus yang malah membuat Min merasa sulit untuk mengatakannya
khunnie oppa~” Min pun akhirnya mau bicara dan menatap khun dengan sedih
“nde?” Khun menatap Min yang akhirnya mau bicara
Maafkan aku” Min semakin sedih dan ia tak sanggup menatap mata nichkhun.
“nde? Kenapa kau minta maaf?” Nickhun semakin bingung dengan pacarnya ini
Kita harus berpisah. Aku~ aku tak ingin menjalin hubungan yang seperti ini. Kita harus putus~ Min pun akhirnya dapat mengucapkannya tanpa sedikitpun melihat nichkhun. Min pun menghela nafas singkat
-
“Chagi~? Apa kau bercanda? Lihat Aku! Apa kau lupa ini hari apa?” Khun masih belum bisa mempercayai kata-kata yang terucap dari bibir Min. Ia meraih kepala Min dan mengangkatnya sehingga mereka bertatapan.
Khunnnie oppa~ Kakakku. Ia satu-satunya keluarga yang ku miliki. Aku tak mungkin menghianatinya. Aku sudah terlalu sering berbohong padanya” dengan terpaksa Min mengatakan semua ini

-TUNGGU PART SELANJUTNYA YAAAAAA~~~ *PELUK JUNHO*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar