This is my second FF Oneshoot, dan sama dengan yang pertaman FF ini gak lama-lama buatnya, jadi ya maaf jika jelek atau gaje. hehe
Enjoy this
Pagi yang dingin menyambut
Junho yang sedang bangun dari tidurnya. Wajar saja udara sangat dingin, karena
musim semi sudah di gantikan oleh butiran salju yang sangat dingin. Termometer
ruangan di kamar Junho menunjukkan suhu -20 C. Junho dengan malas-malasan
bangun dari tempat tidurnya, dia tidak pergi ke kamar mandi seperti biasanya.
Junho merasa tubuhnya beku karena dinginnya udara saat itu.
“Eomma!!” Junho memanggil
ibu yang paling disayanginya “Eomma!!” Junho terus memanggil ibunya namun, tak
ada jawaban dari orang yang dari tadi dipanggilnya.
“Sepertinya sudah pergi”
Junho bergumam sendiri dan menghampiri meja makan. Udara yang dingin membuatnya
ingin memakan sesuatu yang hangat dan berharap dapat menghangatkan sedikit
badannya. Junho sudah mengobrak-abrik isi dapur tapi dia tak dapat menemukan
sesuatu yang hangat. Alhasil dia memesan makanan cepat saji.
‘DRRTTT.....
DRRTTT.......’
Telepone Junho bergetar,
dia tak melihat nama yang tertera dalam layar teleponnya dan langsung
mengangkatnya
“Yoboseo.....” kata Junho
malas-malasan
“Ya!! Kau ada di rumah??
Sepi nih di rumah, gue main ke situ ya??” suara di sebrang terdengar
menggebu-gebu
“Nuguseo??” telmi Junho
kumat lagi
“Babo ya?? Your twins JANG
WOOYOUNG!” suara yang terdengar sangat PD
“Ohh, okok. Tapi bawa
makanan ya?? Di rumah gak ada makanan nih, laper!! Mana nyokap gak ngasih
makanan lagi”
“Dasar kau ini!! Emangnya
aku ini bank apa?? Aishh...”
“Mau gak nihh??”
“Baiklah! Awas ya kalo
ntar makananya kau habisin sendiri”
-
Setelah bersabar menunggu
Wooyoug dan delevery ordernya cukup lama, datang juga yang Junho inginkan.
Junho tidak langusng memakan pesanannya, karena dia sedang menunggu Wooyoung
yang katanya mau datang. Mereka memang sangat dekat, mereka sudah kenal sejak
mereka masih bayi *maksudnya orang tua mereka deket banget jadi anaknya ikutan
deket dehh*
Sejak saat itulah mereka
kemana-mana bersama, pokoknya seperti saudara kembar yang gak bakalan kepisah
dehh. Saat ini Junho sudah punya orang yang lebih di sayang dari pada Wooyoung,
dan Junho lebih sering pergi sama orang itu dari pada Wooyoung. Orang itu
adalah Min, wanita yang bisa menaklukkan
hati Junho yang sekeras batu. Makanya saat ini, Junho sangat merindukan
kembarannya itu. Bagaimanapun juga sudah hampir 3 bulan mereka gak keluar
bareng. Tapi hal itu gak membuat si Wooyoung marah, karena dia juga sudah punya
orang lain, orang itu adalah Jieun. Entah mereka memang sehati atau bagaimana,
sampai-sampai yang satu punya pacar yang lainnya ikutan aja punya pacar.
Benar-benar anehh.
Tujuan sebenarnya Wooyoung
ingin bertemu Junho adalah meminta saran untuk memberi kejutan 100 hari jadi
dia dengan Jieun. Wooyoung datang dengan banyak makanan, dia tahu bahwa Junho
makannya banyak banget *mian bang Junho* dan tahu kalo Junho itu susah gendut.
Jadi, makan sebanyak apapun tetep kurus aja badannya. Setelah bercerita banyak,
Wooyoung mulai meminta pendapat Junho.
“Astaga!! Lupa!! 7 hari
lagi 100 hari jadi gue sama Min. Harus ngapain nihh???” Junho muai bingung
“Enak kau masih 7 hari nah
gue?? 6 hari broo”
“Alah sama aja”
Keduanya terus memutar
otak mereka agar mereka terkesan romantis di hadapan cewk mereka nanti. Setelah
hening lumayan lama, ada juga ide yang cemerlang dari kepala Junho
“Pura-pura lupa aja
gimana?” Junho tersenyum penuh misteri
“Maksud lu pura-pura gak
tahu gitu? Bisa bubaran gue ntar” Wooyoung menolak mentah-mentah ide Junho
Dengan sedikit kesabaran
Junho menjelaskan semua ide yang ada di kepalanya. Walau pun awalnya tidak
setuju, akhirnya Wooyoung setuju juga seteah di beri penjelasan yang begitu
detile.
Keesokan hrinya mereka
mulai sibuk dengan semua urusan untuk mempersiapkan kejutan bagi pacar mereka
masing-masing. Hingga D-2 mereka tetap berpura-pura tak tahu dan menganggap
semuanya normal.
Drrttt......
Telepone Junho bergetar,
Junho kaget dengan nama yang tertera di ayar itu.
“Yoboseo..?” Junho berkata
sebiasa mungkin
“Yoboseo, mmmm.. bisakah
kita bertemu hari ini?” suara di sebrang terdengar bergetar mungin karena
kedinginan
“Baiklah! Ke cafe biasa
ya? Sekarang?” Junho langsung bergegas menuju tempat yang dia biang tadi.
Sepertinya Junho datang
terlalu cepat, Min belum juga sampai di cafe tersebut. Junho mengambil tempat
duduk biasanya, di dekat cendela yang menghadap lurus ke langit barat. Karena
di sana pada jam segini akan terihat sunset yang begitu indah. Sekitar 15 menit
kemudian, Min datang dengan kepala tertunduk. Entah apa yang membuatnya tidak
sesenang biasanya jika bertemu dengan Junho.
“Oppa.. se-seprtinya...
kita tidak bis bertemu lagi” Min berkata sangat pelan dan dia kira Junho tidak
mendengarnya
“Mwo? Aku tidak salah
dengar kan?” Junho tak percaya dengan pendengarannya
“Miann” kata Min berlalu,
air mata membasahi pipinya tapi hanya ini jaan yang tebaik untuk mereka berdua.
Junho masih berdiam diri
di tempat duduknya, dia masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah
menyiapkan semuanya demi hari itu, tapi 2 hari sebelumnya Min bilang tidak bisa
bertemu lagi. Junho masihingin melihat Min tersenyum kepadanya, masih ingin
melihat Min menangis khawatir jika Junho tak memberinya kabar, dan masih banyak
hal yang dia ingin akukan bersama Min. Junho masih beum bisa berfikir jernih,
kenapa semuanya terjadi pada saat seperti ini. Dia masih ingin Min berada di
sampingnya karena dia begitu mencintai dan menyayangi gadis itu.
Kenangan 100 hari mereka
terhenti dalam waktu 48 jam, semua lagu cinta yang pernah mereka dengarkan
menjadi lagu-lagu yang sedih. Semua kenangan itu masih terekan jelas dalam
ingatan Junho, selamanya tak akan hilang dari ingatannya. Junho pulang dengan
wajah yang begitu murung dan sedih, saat dia munuju tempat yang sering dia
habiskan jika sedang ada masalah—atap sekolah.
-
Di sisi lain, Wooyoug
sedang melihat wanita yang dicintainya bersama seorang namja lain. Awalnya
Wooyoung mengira namja itu hanya saudara Jieun, tapi setelah di perhatikan
lebih seksama, mereka terlihat begitu mesra sebagai seorang saudara. Wooyoung
memberanikan dirinya untuk menghampiri Jieun. Waktu Jieun melihat Wooyoung ada
di sebelahnya, raut muka Jieun menjadi takut dan bingung. Kenapa Wooyoung bisa
di sini? Memang awanya Wooyoung berpamitan pada Jieun untuk pergi bersama
keluarganya, tapi itu semua hanya sebuah alibi untuk menutupi rencana besarnya
pada har 100 mereka. Namun, tuhan berkata lain Wooyoung di perlihatkan keadaaan
yang sesungguhnnya.
Dengan kemunculan Wooyoung
di depan Jieun dan pacarnya itu sudah membuat Jieun merasa menang dengan
menduakan Wooyoung, namun Wooyoung tak ambi pusing untuk semua itu. Karena
semua bukti itusudah cukup baginya, dan tanpa mengucapkan kata perpisahan
semuanya sudah jelas. Wooyoung Jieun GAME OVER!
Wooyoung berjalan lunglai
menuju tempat dimana dia sering menghabiskan waktu saat bolos kelas yang tidak
dia sukai, dan dia akan meminta Junho untuk berbohong kalo guru bertanya. Tempat
itu adalah atap sekolah, tempat yang sedang di tuju Junho. Wooyoung mulai duduk
di sudut bangunan dan menghirup udara segar, udara yang beum tercemar polusi
udara.
“Wooyoung? Ngapain lo di
sini??” Tegur Junho seperti tak ada apa-apa
“Sakit hati bro!!” jawaban
yang singkat tapi jelas
“Wae? Bukannya besok
adalah hari kejutan?” j=Junho semakin penasaraan
“Jieun.... “ kata-kata
Wooyoung mengantung
“Apaan?” Junho terus
mendesak Wooyoung
“Jieun punya cowok lain.
Ternyata Jieun uda jadian waktu gue tembak” suara Wooyoung melemah
“Bwh.. hmphhh....
hahahahaha” Juno tak bisa menahan tawanya
“Kenapa tertawa lu??
Seneng liat gue sedihh” Wooyoung naik pitam
“Witss... santi broo.
Sepertinya kita itu emang sehati! Waktu gue dapet pacar, lu juga ada gebetan.
Nahh waktu lu putus sama tuh cewek, gue juga!” kata Junho santai
“Jjinja?? Jadi lo putus
juga sama pacar lo itu??” Wooyoung setengah tak percaya
“Yupp, barusan juga gue di
putusin” perasaan Junho sudah tak seburuk tadi, karena Wooyoung lebih parah
cara mutusinnya
“Sepertinya kita selau
samaan ya?? Dapet pacar bareng eh di putusin bareng lagi!!” seru Wooyoung
sambil tertawa
Sepertinya Tuhan tak mau
memisahkan persahabatan mereka yang sudah terjalin begitu lama. Bayangkan saja,
setelah mereka mempunyai pacar masing-masing mereka jadi jarang main bareng,
nongkrong bareng, ngerjain orang bareng, bolos sekolah bareng, godain cewek-cewek
bareng, pokoknya banyak dehh. Mungkin ini rencana Tuhan untuk mengembalikan
kebersamaan itu lagi, walau harus menyakiti hati mereka. Mungkin tuhan akan
memberika wanita yang lebih baik dari pacar mreka sebelumnya dan yang pasti gak
akan merenggangkan hubungan persaudaraan mereka berdua.
how it is?? dont be a silent reader, do leave a comment ^^
Bagus!! Buat lagi, thor!! :D
BalasHapusmakasih ya :)
Hapushahaha kompak bgt mereka
BalasHapusiya...couple favorit XD... makasih komentarnya ya :) baca yang lain juga /wink
Hapus