hai- hai, balik lagi nihh
enjoy this part 2 ok??
Prev part 1
“Oppa sudah 5 menit, ayo bangun apa kau tak mau bangun??”
Haeyoung mulai panik “oppa?” Haeyoung muai menangis “Apa mimpi oppa sangat
indah?? Hingga oppa tak mau bangun?? Bisakah aku dalam mimpi oppa juga??”
Haeyoung mulai hilang kendali, dan mengguncang-guncang tubuh Junho yang tak
berdaya.
FLASHBACK END
Part 2
-HY’s POV-
Ingatan itu muncul kembali,
dan aku mulai menitikkan air mata ku
“Haeyoung-aa... uljima, kau
tak boeh nangis lagi. Junho juga sedih jika kau nangis lagi” kata khun Oppa mencoba meghantikan tangisku
“Oppa... apa Junho sudah
bahagia di sana??” kataku sambil menatap Khun oppa denga tatapan sendu
“Aku rasa tidak, karna dia
melihatmu menyakiti dirimu sendiri. Aku yakin dia sangat sedih, karna kamu
seperti ini” ujar Nickhun oppa yakin
“Kurasa begitu, Junho oppa
maafkan aku, karna aku menjadi seperti ini, tapi aku tak bermaksud seperti ini.
Mulai hari ini aku akan hidup normal, walau tak ada kau di sisi ku” kataku
sambil menatap langit
“Bagus, dengan begitu Junho
akan bahagia sekarang” kata Khun oppa tersenyum “Besok kau akan mulai sekolah
lagi kan?” lanjut Khun oppa
Aku hanya mengangguk
pertanda ‘ya’
-NK’s POV-
Akhirnya Haeyoung mau
beraktivitas lagi seperti semula. Walau aku tak melihat ada senyum ceria
seperti dulu. Setidaknya dia punya semangat untuk hidup lagi. Pagi ini aku berencana
mengantar Haeyoung ke sekolah, karna memang hanya aku satu-satunya keluarga
yang dekat dengannya saat ini.
“Haeyoung-a...” panggilku
tak sabar
“Nde!! Sebentar lagi oppa!”
terdengar teriakan Haeyoung dari atas, tak berapa lama setelahnya Haeyoung
muncul dengan sedikit tergesa.
“Kajja” kataku sambil
membuka pintu mobil untuknya
Setelah mengendarai mobil 10
menit, sampai juga di sekolah Haeyoung. Kelihatannya dia sedang melamun, dan
tak sadar jika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.
“Haeyoung-aa.....” kataku
sambil melambaikan tanganku di depan wajahnya
“Ahh... wae?? Kita sudah
sampai??” katanya gelagapan
“Nde” kataku sambil nyengir
kuda
“Ahh, gomawo oppa” katanya
sambil membuka pintu mobil
-HY’s POV-
Hari pertamaku setelah
hampir seminggu aku tak masuk sekolah. Tak ada yang berubah disini, semuanya
masih sama seperti dulu, jelas saja hanya seminggu aku tak masuk. Apa yang akan
berubah disini??
“Haeyoung-aa!!!” seru suara
yang sangat aku kenali, yup Suzy sahabat dekatku “Akhirnya kau berangkat
sekolah lagi” katanya sambil memelukku
“Uljima...” kataku dingin
dan melepaskan pelukannya, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya.
Aku masih susah untuk kembali seperti semula lagi
“Wae?? Kau masih sedih??”
kata Suzy heran
Tanpa menjawab pertanyaannya
aku langsung pergi meinggalkan Suzy. Aku langsung menuju kelasku. Selama
perlajaran berlangsung aku tak memperhatikan guru yang mengoceh di depan, aku
hanya memandang ke luar jendela. Aku masih mengingat-ingat kenangan-kenangnku
bersama namja yang sangat aku cintai.
PLUUKKK...
Sebuah kertas mengenai kepalaku
dan membuyarkan lamunanku. Ku ambil kertas itu, dan di dalamnya terdapat tulisan
‘bolehkah aku berkenalan
dengan mu?’ begitulah tulisannya, aku hanya mengabaikan kertas itu dan menatap
kosong ke papan tulis yang penuh dengan rumus-rumus.
Tanganku meraba kalung yang
pernah di berika Junho padaku, ingatanku mulai bekerja lagi. Kalung yang paling
aku sukai, dengan liontin berbentuk buliran salju, karna aku memang suka musim
dingin dan salju.
FLASHBACK
Junho setengah berlari
menghampiriku, aku hanya melambaikan tanganku padanya dan tersenyum.
“Mian.. aku terlambat”
katanya terengah-engah
“Anii, aku juga baru sampai
kok” kataku riang “Keundae, wae??” tanyaku penasaran
“Anii, mau kemana??”
tanyanya langsung to the point
“Ke taman biasa aja ya??”
ujarku dan langsung menarik tangan Junho
“Baiklah, Kajja!!!” kini
gantian dia yang menarik tanganku dan kami setengah berlari, karena Junho berjalan
sangat cepat
“Haeyoung-a.. sebenarnya ada
suatu hadiah untuk mu” katanya sambil menerawang ke langit
“Mwo? Hadiah?? Hadiah apa
Oppa??” tanyaku penasaran
“Coba kau tebak sendiri dan
temukan!” tantangnya
“Huh?? Besar atau kecil??”
kataku sambil terus mencari di tempat yang mungkin bisa untuk menyembunyikan
sesuatu
“Cari saja, kau akan tahu
sendiri nanti” katanya sambil terseyum dan membuat mata sipitnya menghilang
Tak terasa aku mencari
terlalu jauh dari bawah pohon tadi
“YAA!! Kau mau kemana?? Mau
kabur??” sebuah tangan menepuk bahuku
“Nde?? Kabur? Apa maksud
Oppa?? Aku hanya mencari hadiahku” ujarku sambil terus mencari
“Sudahah, sekarang tutup
matamu!” sahut Junho oppa dan membalikkan tubuhku yang mungil
“Mwo?? Tutup mata??” aku
semakin bingung dengan Junho oppa
“Palli!” kata Junho oppa
yang sebenarnya membuatku sedikit takut padanya
“Baiklah!” aku menuruti
kata-katanya
“Sekarang buka matamu!”
katanya beberapa saat kemudian
Aku membuka mataku dan
mendapati kalung yang sangat indah tergantung di leherku
“Kyeoppta!” kataku terkejut
dengan apa yang aku lihat
“Kau suka??” kata Junho oppa
sambil tersenyum
“Nde! Gomawo Oppa!” kataku
sambil memeluknya
“Sebernya aku tadi terlambat
karena aku melihat kalung ini dan teringat padamu, kau suka dengan musim dingin
dan salju. Kebetulan juga kalung ini memiliki liontin bola salju” jelasnya
sambil terus memelukku
“Gomawo oppa!!” kataku
sekali lagi
FLASHBACK END
Inilah benda satu-satunya
yang Junho berikan kepadaku. Aku selalu memakainya, dan aku tak mau lepas dari
kalung ini, karna aku percaya Junho juga akan marah pada ku jika kalung ini
hiang.
Bell tanda pelajaran usai
telah berbunyi dari tadi, namun aku enggan beranjak dari kursiku, aku masih
ingin uduk di sini dan membanyangkan Junho berada di sini menghiburku. Tanpa
kusadari sebuah air mata menetes di pipiku. Semakin aku membanyangkan Junho
semakin aku menangis. Aku tak pernah bisa melupakan Junho walau hanya sedetik.
-WY’s POV-
Aku melihat gadis itu, ya
gadis yang aku kira murid baru itu. Namun dia hanya tak masuk sekolah selama
seminggu ini. Gadis itu menghadap jendela dan memandang langit, dia seperti
menggenggam sesuatu di tangannya. Sebulir air mata membasahi pipinya yang
putih. Ingin aku menyapanya. Namun, kaki ini tak mau di ajak kompromi, kaki ini
seperti di lem dengan lem yang sangat kuat.
“Wooyoung-ssi, apa yang kamu
lakukan disini??” sebuah suara memaksaku memalingkan pandanganku dari gadis itu
“Ahh.. anii” jawabku gugup
“Kau sedang memperhatikan
Haeyoung??” katanya sambil senyam-senyum
“Anii, keundae apa yang kau
lalukan disini??” kataku basa-basi
“Nega?? Ahhh... tadi aku
disuruh Mr. Park untuk mencarimu” ujarnya sambil mengingat-ingat apa yang
membuatnya ke sini
“Wae??” kataku penasaran
“Molla, kau segera ke sana
saja” lanjutnya sambil mendorong tubuhku
“Gomawoyo” kataku sambil tersenyum
-
Tok.. tokk...tokk..
Aku mengetuk pintu ruangan
Mr. Park, aku sedikit gugup. Apa yang telah aku lakukan?? Sepertinya aku tidak
melakukan apapun yang salah, kataku dalam hati
“Dorawa!” suara Mr. Park
membuyarkan pikiran-pikiran burukku
“Mr. Park anda mencari
saya??” kataku ragu
“Ahh.. Wooyoung-ssi.
Silahkan duduk. Aku memang mencarimu, ada sesuatu yang akan aku bicarakan
padamu” katanya sambil membuka kaca matanya
Aku duduk dengan perasaan
was-was
“Wooyoung-ssi, aku tahu kau
punya bakat menari bukan??” ujarnya to the point
“Nde. Ada apa??” jawabku
dengan muka bingung
“Sebentar lagi akan ada
kompetisi dance, kau mau mengikutinya??” katanya sambil mencari-cari sesuatu di
laci mejanya
“Sebenarnya aku tahu tentang
kompetisi itu, tapi Appa tidak akan membiarkanku mengikuti acara seperti itu”
kata ku jujur
“Wae?? Kau sangat bagus dalam
hal menari” katanya kecewa
“Appa ingin aku meneruskan
perusahannya, jadi dia tak pernah mengizinkanku untuk membuang-buang waktu
dengan mengikuti acara seperti itu” kataku lesu
Sebenarnya aku sangat ingin
mengikuti kompetisi itu, tapi Appa pasti akan segera mengurungku dan tak boleh
keluar rumah, dan dia akan membuatku sekolah dirumah, seperti yang teah dia
lakukan padaku 1 tahun terakhir ini. Sekarang aku bisa bersekolah di luar
karena Eomma yang memintanya. Aku bersyukur Eomma sangat pengertian padaku.
“Baiklah, aku tak akan
memaksamu. Andai saja Junho masih ada pasti dia akan antusias dan akan dengan
senang hati mengikuti kompetisi ini” katanya menyesal
Junho?? Siapa Junho?? Aku
bingung setengah mati, tak mengerti apa yang tak aku ketahi di sekolah ini.
Kuberanikan diri untuk bertanya kepada Mr. Park
“Junho??” kataku menatap Mr.
Park dengan tatapan penasaran
“Dia adalah keponakanku dan
dia sangat suka menari, tapi Tuhan berkehendak lain....” katanya mengantung
dapat kulihat matanya berkaca-kaca “Ahh... sudahlah. Sebaiknya kau pulang”
lanjutnya cepat
“Baikah, permisi” kataku
sopan
To be continued....
how do you think??
do leave a comment ok?? don't be a silent reader..
wait for paert 3 ok??
anyyeongg.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar