hai hai, this is my first FF.
mian if there is typo, same story, characters , place etc because this is just a fiction
actually, i ever publish this FF in another blog or forum, but don't worry just part 1 i ever publish another part still mine ^^
cast?? you can find out if you read this :)
enjoy it~~ ^^
-HY’s POV-
Malam yang sunyi ini aku
masih membatu di tempat ini. Aku tak mampu beranjak dari tempat ini walau hanya
sedetik saja, tak terasa air mata ku telah mengering dan tak ada air mata yang
menetes lagi. Kenapa semuanya jadi seperti ini?? Seharusnya ini adalah hari
bahagiaku tapi kenapa semuanya jadi seperti ini Tuhan?? Aku tetap tak beranjak
dari tempatku walau hujan mulai turun, seakan langit tahu isi hatiku
“Haeyoung-a, ayo kita
pulang” suara yang sangat aku kenal mengagetkan ku, aku hanya menoleh dan tidak
bereaksi apapun “kajja!! Nanti kau sakit!!” sambungnya lagi seraya menarik
tanganku yang sangat dingin
Aku hanya mengikutinya, aku
merasa tak punya tenaga lagi untuk melakukan apapun. Aku hanya ingin berdiam
diri terus.
-NK’s POV-
Malam itu aku menarik
Haeyoung dari tempat itu, dan aku yakin dia tak mau pergi dari tepat itu. Aku
sebagai seorang kakak yang tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa berharap
Haeyoung akan kembali seperti semula. Haeyoung yang ceria, manis, dan baik.
Sudah beberapa hari ini Haeyoung
tak mau makan dia hanya ingin sendirian saja, dan tak ingin ada orang yang
menggangunya. Dia seperti patung, tak melakukan apapun. Hanya berdiam diri di
dekat jendela kamarnya yang menghadap ke taman.
“Haeyoung-a, kau harus makan
ya??” kataku sambil mencoba menyuapkan sesendok nasi padanya, namun dia tetap
tak bergeming “Haeyoung-a, jebal! Aku tak mau kau sakit, apa kau lupa apa
katanya?? Kau harus tetap tersenyum, dan kau juga harus tetap bahagia” ujarku
pada Haeyoung yang tak bergeming sedikitpun
-HY’s POV-
“Haeyoung-a, jebal! Aku tak
mau kau sakit, apa kau lupa apa katanya?? Kau harus tetap tersenyum, dan kau
juga harus tetap bahagia” ujar oppa yang tak tega melihatku seperti ini
Aku mengingat kata-kata itu,
ya.. kata-kata yang Junho ucapkan sebelum pergi.
FLASHBACK
Ini adalah hari ulang
tahunku yang ke-17, aku sudah memliki namjachingu yang sangat aku sayangi.
Drr...drrrttt...drrrttt.....
Telepon ku bergetar, aku
segera mengambilnya. Aku tersenyum melihat nama yang tertera pada layar telepon
ku
“Oppa... waeyo??” kataku
senang
“Anii, aku hanya ingin
bertemu denganmu, bisa??” suara Junho sedikit lemah dan bergetar
“Oppa... apa kau sakit??
Sekarang kau ada dimana??” kataku khawatir
“Anii, aku tidak sakit,
sekarang aku berada di tempat biasa. Bisakah kau datang sekarang?? Ada sesuatu
yang mau aku bicarakan padamu” Junho meyakinkanku
“Arra-arraso” aku menutup
telepon dan langsung menuju tempat itu untuk bertemu Junho
-
Aku melihat Junho sedang
duduk di dekat jendela itu, yupp tempat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku
mengahampirinya setengah berlari.
“Oppa...” kataku
terengah-engah “Waeyo?? Kau pucat sekali, apa kau sakit??” ujarku
“Anii,” katanya sambil
tersenyum yang dipaksakan “Haeyoung-a, sepertinya kita harus berakhir sampai
disini” katanya mengagetkan ku
“Mwo?? Mworago??” kataku tak
percaya
“Aku tak bisa melanjutkan
hubungan kita lagi” katanya tegas
“Wae??” air mata keluar
membasahi pipiku tanpa permisi “WAEE???” aku berteriak histeris, sampai
kurasakan semua mata yang ada disini menatapku curiga. Aku tak perfikir panjang
lagi, aku langsung pergi meninggalkan Junho sendirian.
-
Drrrtttt....drrrttt..
Teeponku bergetar lagi,
dengan malas aku melihat layar itu, tertera nama Junho disana. Aku
mengangkatnya berharap dia akan minta maaf padaku.
“Yoboseo...” kataku masih
terisak
“Yoboseo.. Haeyoung-ssi??”
suara yang tidak aku kenal
“Nde, nuguseo?? Ini telepon
Junho kan??” kataku terkejut, aku tak habis fikir, kenapa yang berbicara
seorang perempuan
“Nde, ini memang telepon
Junho. Ini Eomma Junho, bisakah kau datang kemari??” ujarnya cepat, aku bisa
merasakan perempuan yang mengaku Eomma Junho sedang menangis
“Dimana??” ujarku tak sabar
“Di rumah sakit....” sebelum
Eomma Junho melnjutkannya air mata telah membasahi pipiku. Sebenarnya aku tak
tahu apa yang terjadi, tapi ada perasaan yang buruk di dadaku
Secepat kilat aku menuju
rumah sakit, sampai disana terlihat Eomma Junho yang sedang menangis dan Appa
Junho yang memeluk Eommanya, serta Minjun sang kakak juga terlihat khawatir.
Aku berjalan lunglai, aku tak percaya ini.
“Ap-ap-apa yang terjadi pada
Junho” kata-kataku mengagetkan mereka
“Dia-dia kambuh lagi” kata
Minjun terkejut
“Kambuh? Kambuh apanya??”
aku tak dapat mencerna kata-kata Minjun oppa
“Mollaseo??” ujar Minjun
oppa yang bertambah kaget
“Mwo??” aku mulai bingung,
sebenarnya ada apa ini
“Bisa kau ikut aku sebentar??”
kata Minjun oppa sambil menarikku agak menjauh dari ruang itu
“Junho terkena penyakit
kanker” ujar Minjun oppa, tanpa permisi air mata ini jatuh lagi. Aku tak
percaya ini, Junho terkena kanker, kenapa dia tak pernah cerita padaku?? Aku
mengerutu dalam hati.
-
-Author’s POV-
2 AM
Junho membuka matanya,
dilihatnya sekeliling. Dia menemukan orang yang sangat dicintainya sedang
tertidur di sebelah ranjangnya. Berusaha menggapai kepalanya. Sesaat sebelum
Junho menyentuh kepalanya, gadis berambut sebahu itu terbangun dan menemukan
Junho tersadar dari tidurnya.
“Oppa... kau sadar?” seru
gadis itu sambil memeluk Junho
“Mianhae... Jeongmal mianhae
Haeyoung-a...” belum sempat Junho melanjutkan kata-katanya Haeyoung memotongnya
“Sttt... kau tak boleh
berbicara dulu, kau masih sakit” katanya lembut
“Haeyoung-a... saranghae,
kau harus tetap tersenyum. Ok?” kata Junho sambil tersenyum “kau harus makan
dengan teratur, dan kau harus sehat, gak boleh nangis” lanjut Junho
“Oppa aku bukan anak kecil
lagi. Makanya Oppa cepet sembuh” kata Haeyoung
“Kau harus tetap tersenyum
walau tanpa aku disisi mu, kau harus menemukan orang lebih baik dari aku untuk
kau jadikan pacar, dan kau harus melupakan aku. Aku akan senang jika kau
melupakan aku, aku kan tetap hidup dam hatimu walau kau tak mengingatku lagi”
Junho berkata panjang lebar dan membuat Haeyoung bingung.
“Oppa, oppa bicara apa??
Oppa akan sembuh, oppa akan bersamaku lagi, dan aku tak akan pernah melupakan
oppa!!” Haeyoung mulai terisak
“Aku senang akhirnya aku
bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya” suara Junho mulai melemah
“Oppa, kau tak boleh
meninggalkanku sendiri, kau tahu kan ini hari ini hari spesial kita??” air mata
Haeyoung semakin deras
“Haeyong-a.. aku mengantuk,
aku ingin tidur 5 menit saja, nanti kalau sudah 5 menit bangunkan aku ya??”
kata Junho sambi menutup matanya
“Oppa, kau hanya tidur 5
menit kan?” kata Haeyoung khawatir
“Hmm...” jawab Junho singkat
“Baiklah, kidarilkae” kata
Haeyoung mengulum senyum
“Oppa tinggal 4 menit lagi”
“.............”
“3 menit”
“..........”
“2 menit”
“.........”
“1 menit”
“..........”
“Oppa sudah 5 menit, ayo
bangun apa kau tak mau bangun??” Haeyoung mulai panik “oppa?” Haeyoung muai
menangis “Apa mimpi oppa sangat indah?? Hingga oppa tak mau bangun?? Bisakah
aku dalam mimpi oppa juga??” Haeyoung mulai hilang kendali, dan
mengguncang-guncang tubuh Junho yang tak berdaya.
FLASHBACK END
-Author’s POV end-
To be Continued....
how it is?? can you cry when you read it?? i hope soo XDDD
do leave a comment!!
wait for another part ^^
*bannernya jelek ya?? mian mimin gak bisa edit jadi banguss heheh*
by. SHY (SongHaeyoung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar