WHEN THE DARKNESS COME
HELLO yeorobun!!! My
second Fanfic is already here!! :P Kali ini saya “Park Hye Soo” mengangkat tema
Romace dengan
Main cast : Chansung,
Nichkhun, Min dan Wooyoung.
HAPPY READING!! Jangan
lupa commentnya.. sangat ditunggu lhoh J
“YA! Apa kau yang mengambil coklat di kulkas?”
Min bertanya pada kakanya yang sedang menonton acara TV kesukaannya.
“Coklat ya? Sudah ku makan tadi” jawab
Chansung dengan santai sambil
mengganti channel TV yang mulai membosankan
“Ah~ Oppa~ itu kan punyaku” Min merengek seperti anak kecil
“Punyamu ya? Oh~” Chansung hanya menanggapi
rengekan Min dengan singkat dan
kembali memlih acara yang menurutnya bagus
“Oppa! Kenapa kau makan coklatku? Itu kan coklat
dari Nichkhun oppa” Min lagi-lagi merengek. Namun ia langsung menutup mulutnya
karena ia telah menyebut kata “Nichkhun” di depan kakaknya itu.
“Nichkhun?” Chansung terkejut dan langsung
menoleh ke arah Min
“Aaa..Hmm..Itu..” Kata Min. Ia tak berani menatap mata orang yang sedang mengajaknya bicara. Ia
kebingungan mencari alasan. Tangannya langsung bersembunyi dibalik badannya. Ini kebiasaan min
ketika ia akan berbohong. Chansung yang sudahhafal dengan kebiasaan Min yang
satu ini langsung tahu bahwa Min akan berdusta.
“YA! Jangan bilang kau bertemu dengannya lagi
hah?” Chansung mulai marah sambil membanting remote yang ia pegang ke sofa. Chansung pun berdiri. Badannya
yang tinggi membuat min merasa takut.
“Sebenarnya..” Min ragu. Ia hendak berkata
sejujurnya tentang apa yang
terjadi namun ia merasa sangat gugup.
“Sebenarnya apa? Kau bertemu dengannya/ dan tadi itu coklat darinya?” Chansung bertanya dengan nada tinggi menuntut Min untuk menjelaskan
semuanya.
“Maaf Oppa! Coklat itu memang dari Khunnie oppa tapi kita hanya berteman dan tak lebih oppa” Min yang semula ingin jujur Min mengurungkan niat mengatakan yang sebenarnya kepada Chansung karena ia tahu ini bukan saat yang tepat.
“Cih.
Apa kau tidak mengerti juga? Dia adalah anak dari
orang yang hampir membunuhmu dan seluruh mengambil harta
yang kita miliki. Apa kau sudah lupa? Tentang Ayah. Ibu? Mungkin saja aku juga akan dibunuhnya? Ayahnya mafia
anaknya pasti tak jauh dari itu. Kau lupa? Berapa kali aku harus
memperingatkanmu tentang hl ini? SUDAH! Sekarang masuk ke
kamarmu! Dan jangan sekalipun
bertemu dengan NIchkhun lagi!” Chansung membentak Min dan menyuruhnya masuk ke kamar.
“Tapi kan oppa” Min mengeluh. Hatinya tertusuk saat Chansung mengatakan
Nichkhun sama saja dengan ayahnya. Ia sebenarnya sangat marah. Ia ingin
memberontak, namun ia sadar akan kesalahannya yang menentang kakaknya itu.
“Cepat masuk!” Chansung membentak Min.
Min hanya bisa pasrah
dan ia berjalan pelan menuju kamarnya. Chansung menatap Min dengan tatapan
tajamnya dan kembali duduk di sofa.
-
-
MIN POV
Kubuka pintu kamar. Aku berusaha menenangkan
emosiku. Kulihat buku-buku bertumpukan di meja yang dibelikan ayah saat aku
berumur sepuluh tahun. Lagi-lagi
aku teringat kedua orangtuaku. Aku ingat saat ayah Khunnie oppa membunuh ayahku
didepan mataku. Ini sangatlah berat bagiku. Ayah, Ibu. Mereka mati di tangan
ayah Khunnie oppa. Orang yang saat ini paling aku sayangi. Aku menagis
meluapkan emosiku saat ini. Hidup ini serasa tak adil bagiku. Aku sangat benci
manghadapi kenyataan bahwa Nichkhun anak seorang mafia yang membunuh ayahku dan
aku harus jatuh cinta padanya. Sering aku mencoba untuk tidak jatuh hati
kepadanya namun hati ini tak bisa membohongi diri-sendiri. Perhatian, kasih
sayang, kekuatan. Semua yang Nichkhun berikan kepadaku membuatku makin cinta
kepadanya. Saat ini air mataku telah turun beberapa senti dari mataku. Mengalir
perlahan menghapus bedak yang ku pakai tadi. Aku berusaha untuk tidak
mengeluarkan suara tangisan. Aku takut Chansung oppa mendengarnya. Ku hapus air mataku dan aku menghirup nafas
panjang dan mengeluarkannya. Itulah caraku menenangkan diri. Kuambil kotak kecil di samping tumpukan buku disana. Kotak kecil berwarna merah ini sedikit berdebu.
Kubersihkan debunya dengan tanganku dan kubuka kotak tersebut. Kuambil batu kecil di dalam kotak tersebut dan aku teringat akan kisah di masa lalu saat aku dan Nichkhun
bermain bersama. Aku ingat saat pertama kalinya ia menangis di hadapanku saat
menceritakan ayahnya yang tertangkap polisi. Ku genggam erat batu yang
diberikan Nichkhun dan ku kumpulkan seluruh keyakinan di diriku sebelum aku memutuskan untuk
bertemu dengannya. Aku keluar dari kamar
dan berjalan keluar dengan gugup. Langkahku terhenti saat Chansung oppa
memanggilku.
NORMAL POV
“Kau mau kemana?” Chansung bertanya pada Min
yang hendak keluar
“Aku ingin~ beli mie. Makanan kita habis” Min
menjawabnya dengan santai sehingga Chansung tak curiga
“Yasudah.. pergilah. Hati-hati dijalan”
Min pun berusaha
santai saat keluar dari rumah agar Chansung tak curiga. Ia bergegas mengambil
ponselnya dan mengetikkan pesan singkat untuk Nichkhun
MIN POV
Nichkhun-sshi. Ku tunggu di tempat biasanya. Sekarang.
-
-
Drrrttt.. kulihat
layar handphone ku. Sebuah panggilan
masuk dari Chansung oppa. Aku sangat gugup. Aku takut Chansung oppa tahu dan
marah padaaku. Aku pun brusaha tenang. Beberapa detik kemudian ku tekan tombol
terima.
“Yeoboseo”
“Saengie.. tolong
belikan mie yang pedas ya. Belikan 3 bungkus”
“ya oppa..”
Tak lama setelah pesan kubuka ada satu pesan yang masuk. Dari Nichkhun
“Hey Nona manis” Aku pun melihat
ke sekelilingku dan aku melihat Khun telah tepat berada di belakangku. Tangannya yang hangat menyentuh pundakku. Nichkhun pun duduk bersebelahan denganku dan tersenyum manis. Lalu ia menanyakan
apa aku sudah memakan coklat yang tadi ia berikan kepadaku. Aku terdiam dan
menghela nafas sebentar. Nichkhun
mengerutkan dahinya. Ia sepertinya tahu apa yang sedang terjadi. Ia pun membelai
rambutku dan menatapku dengan tatapan khawatir.
“Ada apa? Apa ada
masalah? Ceritakanlah..” Bujuknya.
Aku menundukkan
kepalaku dan Nichkhun pun memelukku.
NORMAL POV
“Katakan saja apa masalahmu
padaku Chagi~” bisik Khun pada Min dengan nada halus yang malah membuat Min
merasa sulit untuk mengatakannya
“khunnie
oppa~” Min pun akhirnya mau bicara dan menatap khun dengan sedih
“nde?” Khun menatap
Min yang akhirnya mau bicara
“Maafkan
aku” Min semakin sedih dan ia tak
sanggup menatap mata nichkhun.
“nde? Kenapa kau minta
maaf?” Nickhun semakin bingung dengan pacarnya ini
“Kita
harus berpisah. Aku~ aku tak ingin menjalin hubungan yang seperti ini. Kita harus putus~” Min
pun akhirnya dapat mengucapkannya tanpa sedikitpun melihat nichkhun. Min pun
menghela nafas singkat
-
“Chagi~? Apa kau
bercanda? Lihat Aku! Apa kau lupa ini hari apa?” Khun masih belum bisa
mempercayai kata-kata yang terucap dari bibir Min. Ia meraih kepala Min dan
mengangkatnya sehingga mereka bertatapan.
“Khunnnie
oppa~ Kakakku. Ia satu-satunya keluarga yang ku miliki.
Aku tak mungkin menghianatinya. Aku sudah terlalu sering berbohong padanya” dengan terpaksa Min mengatakan semua ini
-TUNGGU PART SELANJUTNYA YAAAAAA~~~ *PELUK JUNHO*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar