-NK’s POV-
Sudah hampir 1 jam aku
menunggu Haeyoung, tapi anak itu tak kunjung keluar. Sekolah sudah tampak sepi,
ku putuskan untuk mencari di kelasnya.
“Junho??
Siapa Junho??” aku mendengar suara yang membicarakan Junho, namun aku berusaha
untuk mengabaikannya
“Sepertinya
orang itu sangat berarti!” katanya lagi, dan aku melihat seorang namja berjalan
ke arah ku dengan muka bingung, dan namja itulah yang berkata-kata tentang
Junho
“Chogiyeo,
apa kau melihat Haeyoung??” aku bertanya padanya
“Haeyoung??
Gadis dengan rambut sebahu??” katanya berbalik tanya kepadaku
“Nde,
kau melihatnya??” kataku antusias
“Sepertinya
tadi aku melihatnya di kelas, keundae...” sebelum dia menyelesaikan kalimatnya
aku segera berlari ke kelas Haeyoung
Kulihat Haeyoung sedang
menatap kosong ke langit. Aku berjalan mendekatinya dan memnaggilnya
“Haeyoung-aa,
kau membuat oppa takut. Kau tidak keluar dari tadi, aku kira kau kenapa-napa.
Kau tak boleh mangulanginya lagi ya??” kataku lembut
“Nde
oppa, mian” katanya sangat lirih, tapi aku tahu dia barusaja menangis
“Kau
habis menangis??” tanya ku
Ia hanya mengengguk pertanda
‘ya’
“Kau ini
bagaimana sih??” kataku sedikit meninggikan nada “Kau tak mau melihat Junho
bahagia disana?? Apa kau mau Junho juga bersedih karena mu??” kataku sedikit
membentak
Haeyoung tak bergeming, air
matanya semakin deras. Aku rasa aku sedikit kasar padanya, tak seharusnya aku
membentaknya. Walau aku juga sangat sayang pada Junho yang telah aku anggap
sebagai deongsaeng ku sendiri.
“Miann...
aku tak bermaksud membentakmu” kataku sambi memeluknya
“Anii,
hikss... oppa hikss.. tidak salah, hikss...” katanya di sela-sela tangisnya
“Sekarang
kita pulang ya?” ujarku seraya melepaskan pelukanku dan menariknya keluar
-WY’s POV-
“Kau ini
bagaimana sih??” sebuah suara yang sedikit membentak “Kau tak mau melihat Junho
bahagia disana?? Apa kau mau Junho juga bersedih karena mu??” kata seorang pria
yang berdiri di depan Haeyoung
Junho? Kenapa Junho lagi
siapa Junho? Dan apa hubungannya dengan Haeyoung? Mr. Park juga? Aku semakin
bingung dengan semua ini. Sejak gadis itu masuk sekolah, semuanya berubah,
semua selalu membicarakan Junho yang tak jelas itu. Pria itu membawa Haeyoung
keluar, aku hanya tetap bersembunyi di balik koridor.
“Oppa..
bisakah kita menjenguk Junho sekarang?” suara Haeyoung bergetar
“Baiklah”
kata pria yang bersamanya
Ingin aku mengikutinya,
namun telepon ku berbunyi, aku kaget setelah melihat nama yang tertera di
layar.
“Gawat...
aku terlambat” kataku pada diri sendiri “Yoboseo.. Appa, mian aku terlambat,
ada sedikit masalah di sekolah” kataku terburu-buru
“Baiklah,
Appa tunggu 15 menit lagi” kata Appa sedikit mengancam
“Nde”
aku segera lari ke mobilku dan menuju ke rumah dengan secepat mungkin
-
“Wooyoung,
palli!!” seru Appa padaku
“Nde”
aku berlari mengahampiri Appa “Mian Appa” kataku sambil terengah-engah
“Kajja,
kasian keluarga Lee sudah mengunggu” katanya sambil menyeretku masuk
“Miann,
uri Wooyoung ada sedikit urusan, jadi dia agak terlambat” kata Eomma yang ku
dengar saat aku dan Appa memasuki rumah “Nahh.. itu Wooyoung! Wooyoung palli”
kata Eomma sambil tersenyum kepadaku
“Sungguamita!”
katu sopan dan membungkuk
“Anii,
aku bisa mengerti masalah anak muda” kata Mrs. Lee yang tersenyum padaku
Makan malam ini aku
sebenarnya tidak ingin melakukannya, namun aku juga tak mau Appa mengurungku
dalam rumah lagi. Jadi mau tak mau harus aku ikuti. Sesungguhnya makan malam ini
hanya akan menjodohkanku dengan putri keluarga Lee, namun aku masih tak mau
berurusan dengan gadis, dan berbicara soal gadis, aku jadi teringat dengan
Haeyoung. Sebenarnya dia gadis yang cantik namun sesuatu telah merebut
senyumnya.
-HY’s POV-
Hari ini aku mengunjungi
Junho lagi, aku menatap kosong pada batu nisan yang tertulis namanya. Berusaha
keras aku tidak menangis, aku tak mau membuat Khun Oppa marah lagi dan
menyusahkannya lagi. Setelah hampir 30 menit aku duduk di samping pusaranya,
aku beranjak pergi dan menghampiri Khun opaa yang menunggu ku di mobil
“Mian,
aku lama sekali” aku merasa bersalah pada Khun oppa
“Anii,
aku sudah terbiasa menunggu” katanya sambi tersenyum manis padaku
Aku membalasnya dengan
sedikit senyum di wajahku, dan aku kira Khun oppa malah merasa kasian terhadapku
yang memaksakan untuk tersenyum
-
“Haeyoung-a,
kau tahu? Neomo saranghae!” kata seorang pria yang berada di samping ku
“Nde,
na-do saranghae” jawabku sambil bersandar di pundaknya yang bidang
“Bisakah
kau melupakanku?” katanya tiba-tiba
“Andwe!
Aku tak akan pernah bisa melupakanmu Junho-ya, aku...” belum sempat aku
menyelesaikan kata-kataku Junho menutup mulutku
“Tapi kau
harus melupakanku, aku tak mau membuatmu menangis terus menerus” katanya sambil
berdiri dan menginggalkanku
“Keundae...
Junho-ya, JUNHO-YA!!!!!” aku berteriak dan terbangun dari mimpiku
Aku melihat Khun oppa telah
berdiri di samping ranjangku, wajahnya terlihat sangat khawatir
“Haeyoung,
wae?? Gwenchana??” ujar Khun oppa khawatir
“Nde,
gwenchanayo. Hanya mimpi kok” kataku sambil mengusap keringat di kening ku
“Baiklah,
sekarang kau tidur lagi ya” katanya sambil membelai kepalaku
“Nde”
kataku sambil memejamkan mata
7 AM
Khun oppa mengantarku ke
sekolah seperti biasanya, dia takut kalau aku tidak sampai sekolah dan aku
malah pergi ke makam Junho. Karna ini pernah terjadi sekali saat Khun harus
pergi lebih pagi dariku.
Beginilah aku sekarang, aku
tak bisa melakukan apapun dengan benar, selalu saja aku merepotkan Khun oppa.
“Haeyoung-a..
“ seru Suzy girang
“Mhmm...”
jawabku singkat
“Kau
kenapa?? Ayolah senyum lagi, aku mulai kangen kamu yang cerwet, kamu yang
ceria, kamu yang selalu heboh” katanya memohon
“Aku
butuh waktu, gak akan semudah itu” kataku dingin
“Baiklah,
aku kan membuatmu kembali seperti dulu lagi” tekadnya
“.....”
aku pergi menuju kelasku
-WY’s POV-
Kulihat Haeyoung sedang
bercakap-cakap dengan Suzy, dia seperti biasanya tetap dingin dan diam. Dia
hanya berkata yang perlu saja, gak pernah lebih. “Aku harus tau tentangnya”
tekadku. Aku berusaha bernegosiasi dengan Chansung yang duduk di depan Haeyoung.
“Ayolah
Chansungie, sekali ini saja aku minta bantuanmu!” kataku memasang muka aegyo ku
yang paling unyuu... (maaf ya..)
“Aishhh...
jangan tunjukan muka itu lagi!!” Katanya histeris “Atau kau mau aku menyukaimu,
hah??” lanjutnya jail
“Aishhh...
kau lebih parah dariku ternyata, hoekkk” kataku sambil bergidig “Tapi kau
maukan??”
“Baiklah,
lagian aku juga ingin ganti suasana” ujarnya
“Gomawo
Chansungie...” hampir saja aku memeluk Chansung, kalau dia tidak menghentikanku
“Hehehe, mian mian, aku terlalu senang” sambil nyengir kuda
Haeyoung masih duduk di
tempatnya dan tak menyadari aku duduk di depannya mengantikan Chansung,
sepertinya ia memang tak tertarik dengan dunianya lagi.
“Ehmm....
boleh ku tahu namamu??” kataku ramah pada Haeyoung, dia tetap tak bergeming
Kulihat matanya sembab,
sepertinya dia habis nangis. Matanya mulai berkaca-kaca lagi, dan aku kira dia
akan mulai menangis lagi. Tapi sepertinya dia baru tak ingin menagis.
“Chogiyo...”
kataku sambil melambai-lambaikan tanganku di depan wajahnya
“Ahh?
Wae?? Nugu??” itulah kata pertama Haeyoung yang aku dengar (sebenarnya bukan,
tapi maksudnya Haeyoung berbicara pada Wooyoung)
“Anii,
boleh kita kenalan?? Aku murid baru di sini, dan aku belum mengenalmu, jadi
boleh aku kenalan??” kataku sambil tersenyum seramah mungkin padanya
“Ahh,
nde. Haeyoung, Song Haeyoung imnida” katanya singkat
“Joneun
Jang Wooyoung imnida” dan itulah akhir pembicaraanku paa Haeyoung
Kurasa aku sudah tertarik
padanya semenjak aku melihatnya menangis sambil memegang kalungnya.
note : mian bannernya jelek yahh, XDD
do leave a comment !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar