Anyyeongggg......... *muncul lagi setelah lama ngilang* mian baru nongool lagi, ini FF ke tiga yg berhasil saya buat
Enjoyy~~
Aku mencoba untuk tidur,
tapi apa daya mata ini seperti tidak mau tertutup. Aku tahu ini konyol tapi ini
benar-benar terjadi padaku, aku tak bisa tidur karena seorang yeoja yang tadi
pagi menabrakku dengan sepedanya. Walau pun badan ku sakit, tapi sakit itu
hilang saat aku menatap wajahnya yang begitu manis. Otakku mulai
mengingat-ingat kejadian tadi. Dia seperti sedang terburu-buru, karena dia
mengendarai sepeda itu dengan kecepatan maksimum *seberapa cepat sih sepeda
itu?*. Aku yang saat itu sedang berjalan santai, tiba-tiba saja dia menabrakku
hingga kurasakan tulangku patah—hanya untuk bilang sakit.
“Gwencana??” kata yang
paling aku ingat dari kejadian itu, aku hanya tersenyum ketika aku mengingat
kejadian itu.
‘KRINGG...........’
Bunyi jam weaker ku yang
menyadarkan ku dari lamunanku. “Sial!! Gak tidurr!!” aku bangkit dari tempat
tidur dan menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh muka. Suhu 20 C
membuatku malas untuk mandi, walau pun aku harus ke sekolah. Sebenarnya ini
hari pertamaku masuk di sekolah baru, karena Appa pindah tugas dan aku harus
ikut dengannya.
“Chansung-aa!!! Cepat
turun dan sarapan!!” seru Appa dari bawah
“Ndee!! Sebentar!!!”
suaraku tak kalah kerasnya
Aku memang hanya berdua
dengan Appa, karena Eomma sudah meninggal sejak aku masih bayi. Tapi aku masih
kurang percaya dengan itu, masalahnya aku belum pernah sekaipun di ajak untuk
ziarah ke makam Eomma, dan parahnya lagi aku tak pernah tahu wajah Eomma. Appa
tak pernah memberiku foto Eomma, jadi aku benar-benar tak tahu seperti apa wajah
Eomma.
Saat aku pertama kali
sampai di sekolah aku heran, kenapa sekoah ini masih sepi. Mungkin kah sudah
masuk atau memang seperti ini biasanya? Appa langsung menuju ruang kepala
sekolah untuk urusan administrasi, dan aku?? Seperti biasa, aku melihat-lihat
sekolah yang akan menjadi tempat ku belajar nanti. Sekolah ini cukup keren, ada
ruang musik, ruang dance, ruang drama, dan lainnya. Sepertinya Appa memang
mengerti sekolah yang cocok denganku.
‘BRUKK!!!’
Seseorang menabrakku dari
belakang *sial banget nih anak, di tabrak mulu* untung aku tak jatuh, tapi lama
kelamaan punggungku terasa hangat dan basah. Aku mulai berfikir yang aneh-aneh.
Saat aku menoleh ke belakang, ku dapati seorang gadis yang sedang menangis di
punggung ku.
“Gwencana?” aku memastikan
bahwa dia tidak menangis karena menabrakku
“Hiks.. nde.. hiks..
gwencana” jawabnya di sela-sela tangisnya
“Wae?? Kau sakit?”
“Ani... hiks. Bisakah kau
seperti ini sebentar lagi??”
“Baiklah”
Kurang lebih 5 menit dia
menangis di punggung ku, dia mulai berhenti dan mendongakkan kepalanya. Aku
kaget setegah mati setelah aku tahu siapa yang dari tadi menangis di pungungku.
Gadis yang menabrakku dan membuatku tak bisa tidur tadi malam!
“Gomawo... mian merepotkan
mu” katanya sambil tersenyum yang dipaksakan
“Nde. Apakah kita perna
bertemu sebelumnya?” seteah mendengar pertanyaan ku dia mulai mengamatiku
wajahku
“Ahh.... kamu yang kemarin
aku tabrak kan?” sepertinya dia ingat “Jeongmal mianhae!”
“Nde” jawabku singkat,
sebenarnya aku bingung mau berkata apa
“Kau siswa baru di sini??”
“Nde”
“Baiklah. Untuk menebus
kesalahanku karena menabrak ku kemarin dan memintamu untuk meminjamkan punggung
mu, aku akan menjadi guide mu untuk melihat-lihat sekolah ini. Bagaimana?”
“Baiklah. Kajja!”
Akhirnya aku di temaninya
untuk meihat-lihat sekolah ini, sebenarnya tadi sudah cukup bagi ku. Tapi aku
tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
“Jadi di mana kelas mu?”
pertanyaannya mengembalikan pandanganku yang sedari tadi melihat ke arahnya
“Ahhh... nggg... 11-2”
jawabku kaget
“Jjinjayo??” katanya tak
percaya
“Wae?? Tidak percaya??”
aku bingung dengan reaksinga
“Anii, berati kau sekelas
dengan ku dong?” katanya sambil tersenyum
“Jjinja??” sekarang
giliran aku yang tak percaya
“Oh ya. Kita belum kenalan
kan?? Aku Suzy, Baek Suzy” katanya sambil menguurkan tangan
“Chansung, Hwang Chansung”
ku sambut uluran tangannya “tapi kenapa sekolah ini masih sepi??”
“Ohh, ini memang biasanya
seperti ini. Siswa biasanya akan datang 15 menit sebelum bel masuk”
“Dan kau??”
“Aku?? Aku terbiasa datang
pagi, aku suka sekolah jika masih sepi. Tidak teralu ramai, jadi aku bisa bebas
mau ngapain aja, hehe”
Tuhan sungguh sayang
padaku, dia mempertemukan aku dengan gadis yang aku sukai sejak dia menabrakku
kemarin. Bukan hanya satu sekolahan, bahkan sebangku.
Sudah hampir 3 bulan aku
bersekolah di sini, dan aku sudah mendapatkan banyak teman. Aku mulai
mengetahui siapa Suzy sebenarnya dan sifatnya. Jadi tak heran jika dia
tiba-tiba nangis sendiri, biasanya dia begitu karena melihat burung yang jatuh,
semut keinjek, pokokya dia mudah sekali terharu. Apa agi dia sayang binatang,
tak heran ju=ika dia seperti itu.
Memasuki bulan ke empat
aku sekolah di sini, perasaan yang selama ini aku sembunyikan dalam hatiku
serasa ingin keluar dari tempatnya. Apa lagi sekarang ada yang mendekati Suzy
yaitu, seorang cowok bernama Taecyeon. Sepertinya Taecyeon menyukai Suzy,
walaupun Suzy tak menyadarinya. Hati ku sakit saat Suzy pergi dengan Taecyeon,
aku memang tak berhak mengatur dia. Jadi, aku putuskan untuk mengungkapkan
semuanya pada Suzy.
Waktu yang aku tunggu
datang, aku mengajak Suzy ke haaman belakang sekolah, seteah sekolah usai.
“Suzy-aa ada yang mau aku
bicarakan pada mu” katku basa-basi
“Mwo? Bilang aja” katanya
polos
“Mmm.... mmmm.....”
“Mwo??”
“S-s-saranghaeyo”
“Mwo?? Aku tak salah
dengar?”
“Sebenarnya aku sudah
menyukaimu saat aku menabrak ku di hari itu. Jadi maukah kau menerima ku??”
“Mmmmm..... gak.... gak
mau nolak”
“Jadi....”
“Sebenarnya, waktu aku
menagis itu hanya pura-pura saja, karena aku tahu itu adaah kamu. Dan Taecyeon,
dia sepupuku. Aku memintanya untuk mendekati aku agar kau mengatakan ini
padaku” Suzy tersenyum manis padaku
Aku memeluknya erat.
“Oppa, maukah kau berjanji
padaku 1 hal?”
“Mwo?”
“Maukah kau berjanji akan
selalu di sisi ku?”
“Nde. Aku berjanji!”
“Gomawo”
Dua bulan setelah itu, aku
mulai merasakan ada yang aneh dengan Suzy, dia sering terlihat pucat dan sering
tidak masuk sekolah. Dan sudah hampir seminggu ini dia tidak masuk sekolah.Aku
khawatir dengannya, aku berfikiran yang aneh-aneh tentang Suzy. Suzy tak pernah
bilang padaku dimana tempat tinggalnya. Jadi aku harus bertanya pada Taecyeon
sepupu Suzy.
“Taecyeon, kau tahu rumah
Suzy kan??” tanyaku pada Taecteon
“Suzy?? Dari mana kau
mengenal Suzy??”
“Apa maksudmu??
Bukannya....”
“Suzy sebenarnya sudah
meninggal tahun lalu. Dia mengalami kecelakaan dan mengalami dead brain. Suzy
mampu bertahan selama 1 bulan, dan setelah itu, otaknya benar-benar tak
berfungsi” Taecyeon menjeaskan dengan tatapan kosong
“Mustahil!! Suzy selama
ini ada dengan ku, kau juga kan?? Bukannya dia memintamu untuk pura-pura
mendekatinya??” aku tak percaya dengan penjelasan Taecyeon
“Aku memang sering datang
ke kelas Suzy. Setelah dia meninggal aku selalu datang di depan pintu dan
memanggil namanya dan .....”
Sebelum Taecyeon
melanjutkan kata-katanya aku pergi menjauh dariya dan pergi ke tempat dimana
aku menyatakan perasaanku. Aku meihat bayangan Suzy yang sedang tersenyum
padaku
“Kenapa jadi seperti ini?”
aku bertanya padanya yang masih tersenyum manatapku, dia tetap tak berkata, dia
hanya tersenyum dan meambaikan tangannya. Lama kelamaan bayangannya semakin
hilang dan Suzy benar-benar hilang untuk selamanya. Walau pun bukan Suzy yang
sebenarnya, aku tetap mencintainya.
Suzy can
you hear me?? I’ll aways love you, even if you’re no longger here. You’ll
always be in my heart
How it is?? Dont be a silent reader, do eave a comment,, ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar